Pekerja OS PLN di Sektor Kritikal Kurang Dapatkan Perhatian Perusahaan dan Pemerintah

Bekasi, KPonline – Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPEE FSPMI) memimpin langsung mendata anggotanya yang berasal dari pekerja di PLN terjangkit Covid19 di seluruh wilayah di Nusantara. Anggota SPEE FSPMI ini adalah termasuk pekerja pada sektor kritikal yang tidak bisa dihentikan operasionalnya atau dianggap sangat penting.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali sejak tanggal 3 hingga 20 Juli 2021. Penetapan ini pun berlaku pada sektor esensial dan kritikal.

Sektor kritikal yang dimaksud dalam aturan PPKM Darurat adalah pekerjaan di sektor energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan, minuman dan penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), serta industri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Namun pada pekerja OutSourcing (OS) PLN seperti kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan perusahaan baik dari PLN maupun vendor. Para pekerja di PLN ini tetap harus bekerja karena dianggap sektor yang paling penting berkaitan dengan energi listrik yang harus terus terlayani oleh seluruh masyarakat umum maupun industri juga pemerintahan terutama rumah sakit.

Kebutuhan pekerja OS PLN adalah dimulai dari pencegahan seperti fasilitasi Alat Pelindung Diri (APD) dari Virus sampai fasilitas penanganannya jika pekerja OS PLN terjangkit Covid19 serta perawatannya selama terjangkit. Dani dari PLN Jakarta mengaku baru sekali mendapat fasilitas Rapid Antigen.

“Selama pandemi baru sekali PLN memfasilitasi Rapid Antigen (RTA) itu pun baru-baru ini karena gelombang susulan pandemi”, ujar Dani. Hal yang sama juga diungkakan oleh seorang pekerja di PLN Wilayah Banten.

Informasi terkait APD seperti handsanitizer, masker hanya terbatas saat awal-awal pandemi saja, untuk saat ini justru hampir hilang. Padahal pekerja OS PLN ini selain rentan terjangkit pada dirinya sendiri justru sangat berpotensi menjadi sumber penyebaran virus ke masyarakat seperti Petugas Pelayanan Teknik (Yantek) dan Pencatat Meter Listrik atau Penagihan yang pola kerja harus mendatangi masyarakat langsung.

Sebelumnya Tim Nasional yang khusus mengkoordinir pekerja OS PLN di SPEE FSPMI telah menerima data bahwa sudah ada 5 orang dari anggota Pimpinan Unit Kerja (PUK) SPEE FSPMI PT. Haleyora Powerindo Jakarta yang meninggal terindikasi terjangkit Covid19. Slamet Riyadi selaku Sekertaris Umum Pimpinan Pusat SPEE FSPMI sudah mendapat beberapa data dari anggotanya yang sudah terjangkit virus dan harus melakukan isolasi mandiri.

“Bahwa dengan banyaknya pekerja yang harus isolasi mandiri, maka pekerja yang sehat terporsir kerjanya”, tegas Slamet. Hal ini sebagai bentuk kekhawatiran Slamet jika sistem kerja OS PLN seperti ini bukannya mengurangi resiko justru malah menjadikan masalah menjadi lebih banyak.

Penulis : Chandra
Foto: Ramdhani