PC SPEE FSPMI Bekasi Gelar Diskusi Tentang Pengupahan

Bekasi, KPonline – Bertempat di sekretariat KC FSPMI Bekasi yang beralamat di Jl.Yapink Putra No.11, Tambun Selatan, Bekasi, Rabu (19/1/2022), PC SPEE FSPMI Bekasi menggelar diskusi (FGD) terkait pengupahan 2022.

FGD diikuti sedikitnya 15 orang dari 5 PUK SPEE FSPMI Bekasi. Kepada Media Perdjoeangan, pengurus PC SPEE FSPMI Bekasi Bidang Organisasi M.Soleh mengatakan Fokus Group Diskusi (FGD) Pengupahan 2022 dilaksanakan dalam upaya mencari informasi perundingan upah di masing-masing PUK SPEE FSPMI.

Bacaan Lainnya

“Selain memberikan motivasi, FGD dilakukan sebagai upaya untuk memantau perkembangan perundingan di masing-masing PUK SPEE FSPMI,” ungkap M. Soleh.

Lebih lanjut M.Soleh menegaskan bahwa kenaikan upah 2022 merujuk pada rumusan yang diatur dalam PP 78/2015, jadi kenaikan upah berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

“Maka saat ini kita harus menentukan dan bersepakat dengan upah minimum di perusahaan masing-masing sebagai dasar awal kita dalam merundingkan upah 2022 hal ini merujuk pada pasal 191 A PP 78/2015,” tambahnya.

Masing-masing PUK SPEE FSPMI Bekasi yang hadir mengikuti FGD menyampaikan kondisi perundingan di perusahaan. Ada yang mengatakan bahwa antara manajemen dan pengurus PUK sama-sama bingung terkait dasar berunding. Hal ini dipicu munculnya SK Gubernur Jawa Barat yang tak berdasar. Namun ada juga PUK SPEE FSPMI Bekasi yang mengatakan momentum ini justru dijadikan awal untuk membuat struktur skala upah di perusahaan.

Hampir semua peserta mengatakan bahwa pada dasarnya pengusaha siap menaikkan upah selama ada dasar atau SK Gubernur Jawa Barat karena kenaikan upah sudah dibudgedkan atau dialokasikan sebelumnya. Namun yang perlu digarisbawahi bahwa upah yang sudah berjalan tidak boleh diturunkan dan yang namanya evaluasi pasti perubahannya adalah naik.

Sementara itu, Ramdhoni selaku Bidang pengupahan PC SPEE FSPMI Bekasi mengatakan bahwa FGD pengupahan akan dilakukan secara bertahap. “FGD pengupahan kami lakukan bertahap agar lebih fokus dengan materi yang dibahas sehingga diskusi lebih mengena,” ungkap Ramdhoni. (Yanto)

Pos terkait