Panarub Jangan Diam

Tangerang, KPonline – Memasuki tahun kelima, 1.300 buruh PDK masih tetap berjuang untuk mendapatkan haknya. Sebagai upaya untuk terus menekan pihak Panarub Group bertanggung jawab, Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu Gabungan Serikat Buruh Indonesia (SBGTS GSBI) PT. Panarub Dwikarya menggelar Aksi Penyulutan Lilin dan Doa Bersama. Aksi ini rencananya akan dilakukan hari Sabtu, 22 Oktober 2016 mulai pukul 19.00 WIB, didepan PT. Panarub Industry, Jalan Raya Mauk KM 1, Tangerang, Banten.

“Aksi penyulutan lilin ini bagi kami memiliki dua makna, pertama menunjukkan kepada Panarub serta masyarakat luas bahwa perjuangan 1.300 buruh PDK masih tetap menyala, dan akan selalu menyala hingga tuntutan perjuangan dimenangkan. Kedua, penyulutan lilin ini adalah symbol keprihatinan kami, karena hingga lima tahun berjuang sejak di PHK, pihak Panarub masih saja diam dan tidak mau menyelesaikan kasus buruh PDK”, terang Kokom, Ketua SBGTS-GSBI PT. PDK.

Aksi penyulutan lilin dan doa bersama yang dilakukan oleh buruh PDK adalah bagian dari rangkaian kampanye perjuangan yang ditujukan kepada pihak Panarub Group, Adidas dan Mizuno sebagai brand sepatu yang dikerjakan oleh buruh di PT. PDK. Hingga saat ini, antara Panarub, Adidas dan Mizuno saling menghindar dari tanggung jawab untuk membayarkan hak 1.300 orang buruh PDK yang di PHK. Seminggu yang lalu, kampanye perjuangan buruh PDK ini juga berhasil menggelar aksi global yang melibatkan masyarakat di empat negara selain Indonesia, Belanda, Jerman, Jepang dan Hong Kong dengan satu tuntutan kepada Mizuno bertanggung jawab atas kasus buruh PDK.

“Kami meyakini, dukungan atas perjuangan buruh PDK semakin meluas, tidak hanya didalam negeri, tapi sampai ke luar negeri. Inilah salah satu yang membuat kami kuat, menjadikan semangat kami menyala, hingga apa yang seharusnya menjadi hak bagi buruh PDK diterima”, tegas Kokom.

Selain menggelar aksi penyulutan lilin dan doa bersama, 1.300 buruh PDK juga tengah mempersiapkan rangkaian aksi dan kampanye perjuangan untuk memenangkan tuntutannya. Rencana ini dilakukan bertepatan dengan akan diselenggarakannya sidang International Labor Organization (ILO) pada bulan November 2016, dimana salah satu agendanya akan membahas kasus PHK 1.300 buruh PDK. (*)

Foto: Kokom Komalawati