Obon Tabroni Sambangi Masyarakat Pesisir Utara Bekasi

Bekasi, KPonline – Obon Tabroni yang masih menjabat sebagai Deputy Presiden DPP FSPMI sekaligus menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi III, sejak dulu memang “tukang ngaprak” (bahasa Bekasi yang artinya hobi berkunjung) ke area dalam kegiatan organisasi FSPMI ataupun ke wilayah masyarakat luas.

Hingga ada celetukan dari salah satu warga Bekasi, “Obon itu DPR RI tapi rasa Bupati”. Mungkin karena seringnya dia turun ke lapangan dan melihat serta mendengar keluh kesah masyarakat langsung hingga memiliki kedekatan yang lebih dengan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Seperti pada hari Selasa (26/05/2021), Obon mendapat kunjungan dari wakil warga Desa Samudrajaya, Kec.Tarumajaya, Kab. Bekasi, yang menyampaikan keluhannya tentang pesisir laut di wilayah tersebut yang kini banyak dikuasai oleh perusahaan swasta dengan tanpa memikirkan fasilitas akses umum yang layak.

Hal tersebut menyebabkan lalu lintas masyarakat dan nelayan terganggu dengan dibangunnya banyak patok-patok kayu bahkan beton yang tertanam di dasarnya hingga menonjol ke permukaan air laut.

Hingga pada hari Rabu (26/05/2021) saat Obon melihat ke lokasi laut sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu nelayan yang dijumpai di tengah aktivitasnya.

“Akibatnya, ada saja perahu-perahu yang tersangkut atau bahkan menabrak patok-patok tersebut. Jika saat musim hujan, patok tidak dapat terlihat karena volume air yang meningkat hingga membahayakan perahu nelayan dan masyarakat,” kata nelayan pesisir Utara Bekasi.

Link video :

Karena fungsi patok tersebut bahkan tidak jelas kegunaannya, bahkan warga mengeluh tentang laut milik Negara yang ternyata sudah dijual hingga dimiliki sebuah perusahaan.

Dalam hal ini masyarakat berharap hal tersebut bisa ditindak lanjuti tentang patok-patok yang tersebar di pesisir laut hingga menjadi ranjau-ranjau berbahaya bagi masyarakat.

Apalagi wisata air Sunge Jingkem yang beberapa tahun belakangan ini sudah mulai jalan menjadi salah satu Ekowisata yang di miliki Kab.Bekasi semakin banyak diminati masyarakat untuk di singgahi, namun memiliki potensi bahaya yang besar terkait patok-patok yang tersebar dan menjadi ranjau bagi perahu-perahu yang sedang membawa masyarakat yang tengah berwisata. (Ocha)

Pos terkait