Nyinyir Demo Buruh di Batam, Pemilik Account Facebook ini Ditantang Debat Terbuka Oleh Aktivis Buruh, Berani?

Batam,KPonline– Account Facebook Reyza Abdillah di tantang debat terbuka setelah ia memposting sebuah tulisan yang mengatakan bahwa sulitnya mencari pekerjaan di Batam karena ulah preman provokator demo buruh.Tudingannya ini langsung menuai kecaman para aktivis buruh yang terus berjuang demi kesejahteraan buruh Batam termasuk Reyza Abdillah .

Mereka-mereka inilah yang menyebut dirinya bukan buruh tapi karyawan, staf atau apalah, yang selalu nyinyir terhadap segala bentuk demonstrasi buruh yang ada. Mereka lupa bahwa upah di atas UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten) yang ia nikmati setiap bulannya adalah rentetan dari pencapaian perjuangan para buruh yang selama ini ia nyinyiri. Hasil perjuangan para buruh yang selama ini terus mendesakkan peningkatan UMK.

Bacaan Lainnya

Berikut kutipan tulisannya

Wawasan buat kita semua para pencari kerja.
Batam kenapa semakin sulit dalam mencari kerja?.salah siapakah semua ini?
salah kita semua para pekerja..seandainya kita semua tidak kemakan hasutan para preman yg tidak bertanggung jawab mungkin nasip para pekerja di batam tidak setragis ini.
para preman memprofokator demo demo dan demo.ujung2 nya banyak tenaga kerja yg di putus kontrak mereka banyak perusahaan yg tutup akibat tidak bisa memenuhi semua permintaanya.sekarang sudah terjadi seperti ini.siapa yg bertanggung jawab atas.banyak nya pengangguran.tentu.kita sendiri.bukan perusahaan.perusahaan berhak penuh menolak/menerima para buruh.dan buruh tidak ada hak sama sekali untuk.memaksa bekerja disebuah perusahaan.

Salah satu tanggapan tulisan di atas di utarakan oleh Ade San, Bahkan dirinya menantang Abdillah untuk debat terbuka.

BUAT TS om Reza Abdillah …
BAGAMANA KALAU KITA DEBAT TERBUKA & DI SAKSIKAN BNYAK HALAYAK. ?
sy sbg buruh & buruh yg ber serikat pekerja sangat tdk terima dgn pernyataan anda.
prnyataan anda trsebut sm percis yg prna di kata kan para pengusaha yg prna sy hadapin.

Abdilah , barangkali satu dari sekian banyak orang yang nyinyir juga punya kecenderungan memposisikan diri sebagai “rakyat yang dizalimi” saat kepentingan kita diganggu.Persoalannya adalah ketika kita sinis terhadap kaum lain yang sedang merasa dizalimi. Seringkali sinisme kita itu dasarnya hanya karena kita tak merasa dizalimi dalam isu yang sama.

Ini mengingatkan kita pada ucapan Soe Hok Gie tentang kemunafikan: merintih ketika ditekan tapi menindas ketika berkuasa. Perilaku mereka di era media sosial ini mirip-mirip begini, atau bahkan lebih parah, berdoa ketika ditekan tapi ikut-ikutan menekan ketika orang lain yang ditekan (Ete)

Pos terkait