Menyerukan #2019GantiPresiden dari Jalanan

Cilegon, KPonline – Setidaknya ada 4 isu besar yang diusung dalam longmarch buruh. Baik yang dilakukan dari Surabaya ke Jakarta sejak tanggal 5 Agustus 2015 lalu maupun yang diusung dalam longmarch Cilegon ke Jakarta mulai pagi ini, 8 Agustus 2018.

Isu-isu tersebut, yang pertama adalah meminta agar harga-harga diturunkan. Para buruh menilai, harga sembako, listrik, dan BBM saat relatif tinggi. Akibatnya daya beli buruh tergerus.

Kedua, tuntutan agar diberlakukan upah layak. Salah satunya adalah dengan mencabut PP 78/2015 yang dinilai membatasi upah. Berorientasi pada upah murah.

Ketiga, terkait dengan pemagangan dan outsourcing. Para buruh meminta agar kebijakan ini dihapus.

Ini terkait dengan kepastian kerja. Tersedianya lapangan kerja. Karena itu, pada saat yang sama, meminta agar TKA unskilled tidak ada lagi. Masih banyak masyarakat yang menganggur. Mereka harus diutamakan.

Keempat, buruh meminta agar BPJS Kesehatan melayani semua penyakit. Tidak dipersulit, apalagi tidak ditanggung.

Spirit itulah yang dibawa dalam longmarch. Buruh menilai, isu-isu di atas belum ditanggapi serius oleh pemerintah. Sesuatu yang makin membulatkan tekad para buruh untuk menyerukan pergantian presiden dalam pilpres 2019 yang akan datang.

Dengan adanya pergantian presiden, buruh berharap ada perubahan kebijakan. Tentu saja, perubahan ke arah yang lebih baik.

Inilah yang terus disuarakan di sepanjang jalan.