Mendidik dan Mempersiapkan Generasi Alfa

Jakarta,KPonline – Generasi milenial (Gen Y) adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1965-1994. Pada generasi milenial inilah mulai mengalami perubahan, mulai dari adanya jasa antar-jemput, jasa delivery makanan atau memesan tiket nonton di bioskop hanya dengan sekali klik saja.

Kemudian lahir generasi Z yang sudah mengenal teknologi lebih canggih. Bedanya, generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada tahun 1995-2010. Generasi Z biasa dikenal dengan sebutan iGeneration, di mana generasi ini lahir di zaman internet sudah semakin maju dan sangat populer. Generasi Z ini sangat mudah dan lebih akrab dengan teknologi dan multitasking dan merupakan generasi terakhir yang lahir di abad 20. Maka dari itu, penyebutan istilah Z merupakan batasan terakhir untuk generasi berikutnya.

Sekarang, ada istilah baru untuk generasi lainnya, salah satu peneliti dari grup penelitian McCrindle, menyebut bahwa orang-orang yang lahir pada tahun 2010 dan setelahnya merupakan generasi Alfa. Generasi Alfa ini akan menjadi generasi yang paling terdidik, karena memiliki kesempatan sekolah yang lebih baik dan generasi yang jauh lebih akrab dengan teknologi.

Pada generasi Alfa ini, berbagai aplikasi online sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Tapi orang-orang pada generasi Alfa ini akan memiliki kepribadian yang individual atau antisosial, karena kehidupannya dipenuhi dengan teknologi yang maju dan canggih. Selain itu, generasi Alfa ini digambarkan menjadi generasi yang mementingkan gaya hidupnya, melalui pakaian dan gadget-gadget yang canggih dan akan terus berkembang setiap harinya.

Kecanggihan gawai beserta internet membuat anak-anak ini dengan mudah mencari sesuatu di mesin pencari. Hal ini tentu berbeda dengan generasi Y atau X saat kecil.

“Dulu kalau ada PR atau enggak tahu apa tanya dulu ke orang tua atau ke nenek atau kakek. Kalau generasi alfa enggak. Mereka bisa cari apapun di mesin pencari. They don’t need u anymore,” kata Novita penulis buku tumbuh kembang anak kutip dari liputan6

Kecanggihan teknologi inilah yang membuat kaum alfa mudah mendapatkan informasi secara instan. Jika dibiarkan begitu saja, nantinya generasi alfa tumbuh dengan daya juang yang lemah.

Novita menyarankan orangtua perlu dalam membatasi fasilitas dan kemudahan bagi anak sehingga punya daya juang dalam hidup ini.

“Ini adalah PR luar biasa bagi orangtua. Berikan waktu, waktu, waktu untuk dihabiskan bersama anak. Lalu, anak juga harus diuji hidupnya, jangan terllau diberi banyak kemudahan, jangan terlalu banyak diberikan fasilitas. Kalau enggak, kamu ‘membunuh’ generasimu,” tegas Novita

Kini, setiap minggunya ada 2,5 juta anak generasi alfa lahir ke dunia. Ketika semuanya lahir, diprediksi ada 2 miliar generasi alfa di 2025. (Ete/ Photo: Istimewa)