Maksimalkan Kinerja Relawan, Jamkeswatch Bandung Raya Gelar Rapat Konsolidasi

Bandung, KPonline – Untuk memaksimalkan kinerja dan pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan advokasi dan pendampingan ketika terkendala pelayanan di Rumah Sakit, pengurus relawan Jamkeswatch Bandung Raya menggelar rapat konsolidasi.

Acara berlangsung di kantor sekretariat KC FSPMI Bandung Raya, Jalan Bapak Ampi, Baros Kota Cimahi, Sabtu (03/06/2023).

Hadir dalam acara rapat konsolidasi tersebut di antaranya :

1. Asep Mulyanto (Pengurus Jamkeswatch Kota Cimahi sekaligus pengurus Jawa Barat)
2. Biddin Supriyono (Ketua KC FSPMI Bandung Raya)
3. Dariyus (Direktur Jamkeswatch Nasional)
4. Pengurus relawan Jamkeswatch se Bandung Raya.

Dariyus selaku Direktur Jamkeswatch menyampaikan bahwa masyarakat saat ini memang sudah terbiasa didampingi oleh relawan Jamkeswatch, ketika masuk Rumah Sakit. Bahkan di antaranya ada yang minta terus didampingi, padahal hanya rawat jalan atau minta dipercepat dalam menunggu antrian.

Hal-hal seperti itu menjadi peluang para caleg Partai Buruh untuk melakukan pendampingan bersama-sama dengan para relawan Jamkeswatch, sebagai bentuk atau bukti nyata dalam melayani dan mengabdi terhadap masyarakat.

Biddin Supriyono selaku ketua KC FSPMI Bandung Raya menuturkan bahwa dalam hal pemenangan Caleg Partai Buruh, mereka harus seiring sejalan dengan para relawan Jamkeswatch.

“Karena bersentuhan langsung dengan masyarakat yang membutuhkan pendampingan ketika masuk Rumah Sakit, terkait masalah dan kendala yang ada itu akan menjadi bahan evaluasi dan diskusi,” pungkas Biddin Supriyono.

Budi Suhardiman dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa dalam dalam melakukan hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang lain, maka akan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Aapalagi jika para calon anggota legislatif dapat memberikan pendampingan terhadap masyarakat yang membutuhkan bantuan ketika terkendala dengan pelayanan medis di Rumah Sakit.

“Selain itu kita juga harus membuka peluang-peluang usaha kecil dan menengah, agar masyarakat terutama yang tidak memiliki pekerjaan mempunyai penghasilan dari usaha-usaha mandiri di sekitar lingkungannya,” kata Budi.

Acara semakin komunikatif setelah memasuki sesi diskusi, dengan membahas beberapa persoalan-persoalan ketika melakukan pendampingan dan mengadvokasi para pasien, baik yang telah di tangani maupun yang sedang dihadapi. (Kadry)