Longmarch Menyusuri Hutan Menggapai Air, JAKA Tiba di Air Terjun Dwi Warna

Medan, KPonline – Komunitas Pecinta Alam Jaringan pemerhAti Lingkungan dan Kegiatan Alam (JAKA) tuntaskan longmarch Bandar Baru – Air Terjun Dwi Warna Campaign selamatkan bumi di hari jadinya yang ke 10 tahun yang juga bertepatan dengan hari air dan hari hutan sedunia.

Berjumlah 11 orang, JAKA memulai perjalanan petualangan Campaign “selamatkan bumi” tepat pada hari minggu pukul 10:00 wib.
“Walau tidak sesuai jadwal, akhirnya kami bisa berangkat, memulai dan menyelesaikan Campaign selamatkan bumi dengan tema menyusuri hutan menggapai air tepat waktu dan Alhamdulillah dengan kondisi atau keadaan para peserta baik-baik saja dari kepergian dan kepulangan” jelas Zamroni Hidayat Selaku Ketua JAKA dan Ketua Panitia Campaign “selamatkan bumi” ini.

Seperti diketahui sebelumnya, JAKA di jadwalkan akan menggelar longmarch Menyusuri hutan menggapai air tepat pada hari jadinya yang ke 10 tahun dan bertepatan dengan hari hutan dan air sedunia di hari Sabtu 26 Maret 2022.

“Ya kenapa tertunda satu hari, kebetulan para peserta berasal dari kota-kota yang berlainan. Ada yang dari kota Siantar, tanjung balai, Galang dan Tanjung Morawa. Di tambah lagi cuaca di hari Sabtu tersebut tidak memungkinkan. Jadi kita menunda perjalanan karena keselamatan peserta juga menjadi hal utama dalam petualangan ini agar dapat menyelesaikan misi dengan tidak terjadi hal yang tidak di inginkan” tambah Zamroni menjelaskan tertunda.

Zambroni juga menjelaskan bahwa ia dan tim tiba di air terjun Dwi warna sekitar pukul 14:00 wib.

“Kira-kira 4 jam perjalanan kita sampai di sana. Kita mulai perjalanan dari Sibolangit setelah kumpul semua, sarapan dan berdoa bersama, kita tiba dengan keadaan yang baik-baik saja. Setelah sampai disana kita hanya makan siang, dan mengabadikan momen terus bergegas langsung kembali ke titik keberangkatan. Ya kita tiba di titik awal sekitar pukul 18:08 wib, atau sebelum gelap” urai Zamroni menjelaskan rute perjalanan.

“Mengapa air terjun Dwi warna?, tentu banyak pertanyaan itu. Ya jawabnya juga ingin mengenang bencana beberapa tahun silam. Tetapi hal terpentingnya sesuai tema kita selamatkan bumi yaitu bahwa dengan berlaku adil terhadap alam maka alam juga akan adil terhadap kita. Menyusuri hutan datang dan pergi tidak meninggalkan bekas yang mengancam alam. Kita tidak melarang kawan-kawan melakukan kegiatan di alam, tetapi jagalah kelestariannya dengan cara seperti kita merawat tempat tinggal kita atau bersih dari hal-hal yang menyebabkan marahnya alam terhadap tingkah laku kita kepada alam” tutur Zamroni menasihati.

Ditempat yang sama, Isran Tadora Maha yang merupakan Kordinator Lapangan JAKA mengatakan bahwa selain merawat bumi, sesungguhnya perjalanan pertualangan adalah menghentikan egois pribadi.

“Kalau tidak mau melelahkan diri sendiri, jangan membawa beban yang over, ukur kemampuan diri sendiri lah. Jangan gara-gara bawakan yang banyak, lalu untuk meringankannya jadi meninggalkannya di hutan, itu tidak boleh. Alam adalah produksi dan konsumsi untuk sepanjang bumi ini ada, jika kita rusak dengan kelalaian kita, itu sama dengan mempercepat punahnya bumi. Sampah adalah salah satu penyebab hilangnya hutan, hilangnya air dan perusak komposisi tanah. Sebenarnya kitalah predatornya, maka jangan egois, bertemanlah dahulu dengan diri sendiri, sadar akan keberlangsungan bumi kedepannya, mengexplorasi, merawat, melindunginya secara berkelanjutan dan berkesinambungan” urai pria putra Kabupaten Dairi yang akrab di sapa Tues ini.

“Kehidupan mahluk ada di bumi, sedangkan Kehidupan Bumi ada di hutan, air dan tanah. Explorasi dan lindungi maka berkesinambungan dan berkelanjutan” tutup Tues menyudahi wawancara.(MP)