Lembur, Sebuah Dilema Untuk Pekerja

Batam,KPonline – Setiap orang yang bekerja pasti pernah kerja lembur, pergi dari rumah pagi-pagi dan pulang larut malam. Sah-sah saja bila memilih demikian karena setiap manusia punya hal yang harus dipenuhi dalam kehidupannya. Kerja lembur bisa membuat gaji bulanan bertambah namun di sisi lain harus bisa mengorbankan waktu dan juga tenaga karena waktu bekerja yang bertambah. Bekerja secara lembur bukan tanpa resiko, bisa saja seseorang yang terlalu berlebihan kerja lembur membuat jatuh sakit dan akhirnya istirahat dari pekerjaan.

Kerja lembur jika dilihat dari satu sisi memang bagus, akan tetapi dari sisi lain terlihat buruk. Untuk itulah berpikirlah dengan matang saat ingin kerja lembur terutama dengan kondisi fisik kita. Jika kondisi fisik tak memungkinkan maka alangkah baiknya tahan diri untuk tidak bekerja secara lembur, bila memang diri siap maka tidak mengapa kerja lembur.

Kerja lembur boleh-boleh saja, namun jangan lupakan hal lainnya. Bukan hanya tentang kesehatan semata namun juga ketersediaan waktu untuk hal lain seperti waktu untuk keluarga dan juga anak-anak. Untuk itu bijaklah dan pintar-pintar membagi waktu yang ada dan tentukan waktu yang tepat untuk lembur bekerja ataupun tidak. Kita punya hidup kita sendiri, untuk itulah agar kita bisa baik-baik saja dalam menjalani hidup tentunya harus cermat dan bijak dalam menggunakan waktu entah itu untuk bekerja ataupun untuk hal lain selain pekerjaan.

Keseringan lembur tanpa diimbangi dengan asupan gizi yang tinggi juga akan berpengaruh pada kesehatan tubuh. Kesehatan tubuh yang menurun drastis juga akan berpengaruh pada perubahan emosional. Namun, seringkali asupan gizi akan terabaikan manakala sudah dihadapkan pada pekerjaan yang menumpuk dan harus secepatnya diselesaikan. Untuk mengantisipasi hal tersebut sebaiknya prepare dari awal mengenai kondisi tubuh. Pastikan sarapan pagi dengan gizi yang cukup, makan siang tepat waktu, minum air mineral yang cukup karena akan lebih sering duduk saat bekerja, dan sediakan camilan yang bergizi untuk menemani lembur.

Untuk pekerja wanita, ada benarnya jika keseringan lembur akan mempengaruhi mentalitas pekerja wanita. Untuk itu persiapkan mental, fisik, dan komunikasikan dengan keluarga jika pekerjaan kamu memiliki intensitas lembur yang cukup tinggi. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak diharapkan terjadi.

Bagi yang suka lembur wajib punya kemampuan mengatur waktu yang mumpuni. Hal ini penting selama kita berharap punya kehidupan yang seimbang – bisa melakukan banyak hal yang di inginkan. Bagaimanapun, kita punya kehidupan di luar pekerjaan: menekuni hobi, mengembangkan kemampuan diri, hingga merencanakan bisnis pribadi.

Belajarlah untuk bijak mengatur waktu; bangun pagi, tidur cukup, datang ke kantor tepat waktu, pun saat pulang kantor. Ketika akhir pekan tiba, pintar-pintarlah memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang memang kamu sukai. Jika bisa membagi waktu dan mengatur semua kegiatanmu dengan baik, hidup pun akan terasa “cukup”.

Apa adanya kamu adalah bagaimana caramu memperlakukan mereka yang hidupnya tak seberuntung dirimu. Yup, memberi, bersedekah, atau beramal jadi salah satu tak boleh ditinggalkan. Memberi tak sekadar bisa membuatmu bahagia, tapi sudah pasti mengubah kehidupan di sekitarmu jadi lebih baik.

Yang pasti, ada banyak cara untuk membantu orang lain; lewat panti sosial, panti asuhan, hingga sesederhana merawat hewan yang terlantar. Bayangkan ketika semua orang di dunia ini tak merasa enggan untuk saling membantu sesamanya. Di saat itulah kehidupan akan terasa jauh lebih membahagiakan. (LS)