Ketua Umum PP SPL FSPMI Hadiri Muscab VI Bandung Raya, Ia Sampaikan Mitologi Arti Siliwangi

Bandung, KPonline – Pimpinan Cabang SPL FSPMI Bandung Raya mengadakan MUSCAB VI yang bertempat di Ruang Sidang Hotel Valore Kota Cimahi pada Sabtu, (30/7/2022).

Kegiatan yang berlangsung selama 8 jam ini dimulai pukul 9.30 sampai pukul 17.00 WIB. Permusyawaratan tersebut di ikuti oleh 28 peserta yang diberi surat mandat yang terdiri dari perwakilan 13 PUK SPL FSPMI yang ada di Bandung Raya.

Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Pimpinan Pusat SPL FSPMI yaitu, Ketua Umum A. Taupik Hidayat, SE,SH, Rengga Pria hutama SH. Selaku Bendahara Umum, Nur Kholiq, SH, selaku Wakil Ketua 1 Bidang Organisasi serta Fajar Setiawan S.H Sekretaris 1 Bidang Organisasi.

A. Taupik Hidayat dalam sambutannya mengatakan bahwa Bandung adalah tempat kelahiran FSPMI dan Logam adalah salah satu sektor yang lahir di Bandung, dan di sini pula tokoh-tokoh sentral organisasi muncul dan mengembangkan FSPMI.

“Organisasi buruh itu adalah organisasi orang-orang intelektual yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata untuk mengubah dirinya dari ketidaktahuan menjadi tau dan menjadi bermanfaat bagi orang lain,”ujar pria kelahiran Garut ini.

Ia juga menjelaskan bahwa Organisasi ini adalah milik anggota dan anggota yang mengendalikan organisasi.

Logo pada logam pun dikupasnya, ia mengambarkan bahwa kenapa dalam Logo logam ada unsur air? Taupik mengibaratkan air adalah sumber kehidupan dimana organisasi itu harus seperti air yang mengalir yang senantiasa selalu memberikan manfaat. Ia pun menjelaskan bahwa “Di laut mati yang berada di perbatasan Yordania,Israel dan Falestina itu tidak ditempati makhluk hidup, sejenis larva pun tidak akan bisa bertahan hidup. Karena air Laut Mati tidak memungkinkan semua bentuk kehidupan, baik tanaman atau makhluk hidup.
Dengan hal tersebut organisasi ini harus menjadi air yang bermanfaat yang bisa menghidupkan,” lanjutnya.

Melalui agenda Muscab 6 SPL FSPMI Bandung Raya yang bertepatan dengan tanggal 1 Muharam 1444 H ini, ia berharap akan dimulainya peradaban-peradaban yang lebih modern, mumpuni dan signifikan.

“Kalau membangun organisasi modal tepuk dada saja organisasi “moal beres”, tapi harus atas dasar rasa cinta, semua akan indah dengan silih asih,silih asah dan silih asuh sebagimana yang terkandung dalam makna kata “Siliwangi”, ” pungkasnya.

Penulis : Zenk