Jumat Berkah Omah Buruh Bekasi

Bekasi, KPonline – “Jadi sejak awal Emak-emak yang ada di Omah Buruh setiap Jumat masak-masak makanan siap santap. Makanan tersebut untuk kita bagikan bagi orang-orang yang membutuhkan. Seperti tukang sapu jalanan, pemulung, pengemis, fakir miskin” ujar Dermawanti Sagala disela-sela kesibukannya.

“Kenapa kita namakan Jumat Berkah, ya karena pembagian nasi bungkus siap santap ini kami bagikan di hari Jumat. Nah, yang sedang kami bungkus ini Snack Jumat Berkah. Buat nambah pemasukan, kita jualan snack ini” sambil membungkus berbagai macam jenis panganan kecil, Dermawanti dibantu juga oleh Huges, Atik Hasanah, Ari Lestari, Suke Narsih, Mpok Udin, Eka, Marni dan Widi.

Bacaan Lainnya

Wilayah yang menjadi sasaran mereka dalam membagikan nasi bungkus siap santap Jumat Berkah di fokuskan di kawasan industri MM2100, kawasan industri Hyundai sampai kawasan industri EJIP. Menyusuri jalan-jalan protokol dan setiap sudut Bekasi, menyambangi mereka yang bekerja dibawah sengatan matahari. Menyapa dan memberikan, apa saja yang bisa mereka berikan.

Tujuan mulia mereka ini selain ingin berbagi kepada sesama dan orang-orang yang membutuhkan, juga ingin menghilangkan stigma negatif terhadap kaum perempuan. “Kaum perempuan, cewek-cewek itu kalo udah kumpul, dianggap ngegosip aja. Ya memang, kadang-kadang iya masih suka gitu” celoteh perempuan yang akrab disapa dengan panggilan Dwanti ini.

“Apalagi ini kan Omah Buruh Bekasi. Kalo kata orang-orang sono mah, ini markasnya tukang demo lah, sarangnya kaum buruh brutal lah. Itu kan kata mereka, orang-orang yang nggak suka sama kami. Nah, kami mau merubah stigma dan cara pandang orang-orang yang menganggap Omah Buruh, kaum buruh itu malas bekerja, tukang demo, brutal dan sebagainya. Padahal, dalam hal kemanusiaan, kami, kaum buruh dan FSPMI banyak berkontribusi kepada masyarakat. Orang-orang mah liatnya yang jelek-jeleknya doang. Giliran kami berbuat bagus, baik, suka pada pura-pura kaga ngeliat tuh orang-orang” seakan-akan sedang mencurahkan kegundahan dan kekesalannya, Dwanti menjelaskan kepada awak Media Perdjoeangan.

Dia pun menceritakan sebuah kejadian, yang mungkin tak akan pernah terlupakan, baik bagi dirinya maupun bagi Tim Koplak Omah Buruh Bekasi. “Pernah saya nangis. Waktu itu nasi bungkus yang tersisa, hanya ada 3 bungkus. Kita kasih ke pemulung yang membawa gerobak. Ternyata didalam gerobaknya ada 2 orang anak yang masih kecil. Ketika saya serahkan 3 nasi bungkus siap santap itu, anak yang paling kecil bilang, -Terima kasih banyak ya Bu-. Suaranya lembut. Dan anak itu bilang lagi, -Semoga berkah ya Bu, dilancarkan rejekinya ya Bu- . Ya, tiba-tiba aja nangis gitu. Terharu bercampur sedih juga” ungkap Dwanti.

“Selain itu, kita mau orang-orang diluar sana beranggapan bahwa, di Omah Buruh, kita bisa berbuat kebaikan buat sesama terutama bagi mereka yang membutuhkan. Dan harapan kita sih nggak terlalu muluk, semoga saja selalu ada rejeki, agar Jumat Berkah ini tetap berjalan. Karena hanya ini yang bisa kita lakukan dan membantu mereka yang membutuhkan” lanjutnya.

Selama ini dana yang mereka dapatkan berasal dari hasil patungan Tim Koplak Omah Buruh Jumat Berkah dan dari berbagai hasil sumbangan dari Garda Metal berbagai kawasan industri yang ada diseputaran Bekasi.

“Ada yang sumbang minyak goreng, beras, bahan-bahan makanan. Nggak harus berbentuk uang juga bisa. Dari hasil sumbangan itu, kita bisa membuatkan 50-100 bungkus nasi di setiap Jumat. Atau kalau ada yang mau ngasih sumbangan juga boleh, bisa datang dan diantar langsung ke Omah Buruh” jelas perempuan yang ternyata merupakan mantan buruh tersebut. (RDW)

 

Pos terkait