Morowali, KPonline – Bertempat dirumah salah satu pengurus tepatnya di Kurisa Kecamatan Bahodopi, Morowali serikat Pekerja Logam FSPMI kembali melakukan rapat koordinasi dan konsolidasi bersama perwakilan pengurus dan anggota PUK SPL FSPMI yang berada di kawasan PT. IMIP pada Rabu (18/1/2023).
Konsolidasi dihadiri Ketua PC SPL FSPMI Morowali Muh. Zen Alhasni, ST, konsolidasi dimulai dan dibuka dengan kata penyemangat perjuangan oleh ketua PC SPL FSPMI Morowali.
“Sesungguhnya perjuangan kita yang hadir pada rapat kali ini adalah perjuangan yang GILA, kenapa demikian karena sebanyak 20 orang memperjuangkan nasib 80.000 orang karyawan yang berada di wilayah kawasan industri PT. IMIP,” kata Zen Alhasni.
Lebih lanjut ia menjelaskan tidak sebanding jika kita kalkulasikan dan persentasekan antara yang berjuang merebut Upah layak dengan orang yang diperjuangkan, oleh karena itu saya tekankan.
“Berjuanglah dengan hati dan seolah untuk diri sendiri karena dengan demikian perjuangan yang gila ini akan terasa lebih ringan karena kita lakukan untuk diri sendiri,” ujarnya.
Hal tersebut semakin memantapkan sikap dari anggota yang hadir pada rapat tersebut untuk terus berjuang merebut upah yang layak. Selain Kelanjutan Perjuangan upah, ada beberapa hal yang dibahas pada pertemuan tersebut yaitu membahas kelanjutan laporan kasus yang terjadi di masing-masing PUK SPL FSPMI yang ada di wilayahnya, juga membahas program pengembangan organisasi yakni maksimalisasi pengisian data base keanggotaan melalui Aplikasi FSPMI.
Pertemuan yang berlangsung dengan penuh semangat melahirkan beberapa rekomendasi salah satunya yang paling penting adalah bagaimana sikap SPL FSPMI Morowali jika perundingan kedua dalam perjuangan upah kembali tidak membuahkan kesepakatan apapun.
“Dari awal secara tegas FSPMI sudah menyampaikan bahwa jika setelah melakukan perundingan dan hasilnya tetap tidak membuahkan hasil maka kita akan melakukan Aksi dan Mogok kerja,” kata Abdul Rahman.
Kepada koran Perdjoeangan ia mengatakan bahwa pertemuan ini untuk mematangkan konsep bagaimana kelanjutan perjuangan kita di FSPMI.
“Jika perundingan kedua ini kembali tidak membuahkan hasil merebut upah layak, maka perjuangan merebut upah layak ini harus kita laksanakan sepanjang tahun 2023 ini,” kata Abdul Rahman.
Sebelum pertemuan tersebut berakhir juga dilakukan diskusi tentang kasus yang terindikasi Union Busting atau pemberangusan serikat yang dialami beberapa pengurus dan anggota dari PUK SPL FSPMI yang ada di kawasan PT. IMIP.
Kasus atau permasalahan di Morowali terus menjadi perhatian dan didalami serta dikoordinasikan dengan Pimpinan Pusat SPL FSPMI di Jakarta.
“Mudah-mudahan kasus ini cepat menemui hasil yang baik, tanpa harus ada tindakan lapor melapor karena kita berharap bahwa hubungan industrial FSPMI yang ada di Morowali ini terus terjalin dengan harmonis, namun jika segala upaya telah kita lakukan dan hasilnya masih tetap sama maka akan kita selesai sesuai dengan jalur dan aturan yang ada,” pungkasnya. (Yanto)