Bogor, KPonline-Dalam dinamika organisasi, baik itu di perusahaan, komunitas, maupun lembaga pemerintahan, sering kali muncul fenomena di mana individu yang telah mencapai posisi penting lupa akan asal-usul dan perjalanan mereka. Fenomena ini dikenal dengan istilah “kacang lupa kulitnya,” sebuah peribahasa yang mengingatkan kita untuk tidak melupakan akar atau asal-usul kita, meski telah meraih kesuksesan.
Fenomena dalam Organisasi
Saat seseorang memegang peran strategis atau menduduki jabatan tinggi, ada godaan untuk fokus pada hal-hal besar dan melupakan kontribusi kecil yang pernah menjadi bagian dari perjalanan mereka. Tidak jarang, mereka yang telah menduduki puncak karier menjadi terlena dengan status dan kekuasaan, sehingga melupakan komunitas, tim, atau bahkan mentor yang dulu mendukung mereka.
Pentingnya Menghargai Asal-Usul
Menghargai asal-usul bukan hanya soal mengenang masa lalu, tetapi juga bentuk penghormatan kepada orang-orang yang pernah berperan dalam kesuksesan yang diraih. Dalam konteks organisasi, sikap ini mencerminkan kepemimpinan yang inklusif dan berorientasi pada nilai-nilai kebersamaan.
Membangun Kepemimpinan yang Berakar
Para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang tidak melupakan akar mereka. Mereka memahami bahwa setiap kesuksesan adalah hasil dari kerja keras kolektif, bukan pencapaian individu semata. Dengan terus berhubungan dengan komunitas asal dan memberikan dukungan balik, seorang pemimpin tidak hanya membangun reputasi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bersama.
Menutup Celah Kepemimpinan
Untuk mencegah “kacang lupa kulitnya,” organisasi perlu membangun budaya yang menghargai kontribusi setiap individu. Memberikan pelatihan kepemimpinan yang berfokus pada nilai-nilai empati, rasa syukur, dan pengabdian kepada komunitas adalah langkah strategis yang dapat diambil.
Akhirnya, menjadi pemimpin yang sukses tidak hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga tentang bagaimana menjaga hubungan dengan mereka yang pernah menjadi bagian dari perjalanan. Seperti kata pepatah, “Semakin tinggi pohon, semakin kuat angin yang menerpa,” maka semakin sukses seseorang, semakin penting bagi mereka untuk tetap rendah hati dan ingat darimana mereka berasal.