Ikhlas Bantu Advokasi Pasien, Jamkeswatch Bukan Calo

Bandung, KPonline – Menindaklanjuti laporan warga yang mana Jamkeswatch selalu hadir untuk membantu siapapun dan masyarakat dari manapun dan kali ini Jamkeswatch membantu pasien dari Cirebon.

Sartini pasien dari Cirebon yang menderita penyakit kista ovarium merupakan peserta BPJS Kesehatan PPU yang beralamat di DR SOETOMO Jl. Cempaka 2 Cirebon.

Bacaan Lainnya

Pasien ini yang tadinya berobat di RS Plumbon Cirebon dan karena keterbatasan alat maka di rujuk ke RRHS Bandung. Merasa bingung dan harus berbuat apa akhirnya di sarankan agar mencoba meminta bantuan Jamkeswatch untuk bisa membantu dan mengarahkan serta mengawal pasien Sartini penderita kista ovarium ini.

Dan akhirnya Jamkeswatch Cirebon berkordinasi dengan jamkeswatch Bandung saling kordinasi berbekal nomer telpon, Inne (Octaviani Suryaningsih) relawan Kamkeswatch KKB, Bandung menghubungi keluarga dan saling komunikasi. Setelah pasien mendatangi RSHS Bandung dikarenakan miskomunikasi akhirnya pasien pulang lagi ke Cirebon dengan alasan suruh nunggu jadwal.

Hanya berbekal nomor telpon, Onih suami dari ibu Sartini menghubungi relawan Jamkeswatch untuk meminta bantuan karena terkendala jadwal operasi dari RS Hasan Sadikin yang seperti di permainkan.

Loh, kok dipermainkan ?
Ya karena pada tanggal 28 Januari 2019 pak Onih di telpon pihak RS Hasan Sadikin, untuk datang karena akan dilakukan persiapan oprasi untuk ibu Sartini yang menderita kista ovarium.
Pak onih dan istri pun datang dari Cirebon ke Bandung, memenuhi panggilan pihak RS Hasan Sadikin.

Setelah melakukan serangkaian persiapan operasi (lab, USG, dan lain lain) oleh pihak RSHS, Sartini di suruh pulang tanpa diberi tahu kapan jadwal yang pasti untuk dilakukannya operasi, padahal di awal tertulis tanggal 28 Januari 2019 hadir ke RS Hasan Sadikin, 5 Februari 2019 persiapan operasi.

Dalam ketidakpastian ini lah pak Onih menghubungi relawan jamkeswatch Inne (octaviani Suryaningsih) untuk meminta bantuan, agar bisa mendapat kan kepastian bagi istrinya di operasi.

Jarak cirebon – Bandung tidak dekat, cukup menghabiskan waktu dan biaya, bila setiap saat harus bulak – balik, tapi jadwal operasi tidak diperoleh.

Relawan Jamkeswatch pun berdialog dengan pihak rs hasan sadikin, menanyakan perihal kepastiannya untuk jadwal operasi bu Sartini.

Bukan pertama kali bagi relawan Jamkeswatch ini berhadapan dengan pihak RS Hasan Sadikin untuk komunikasikan masalah peserta JKN KIS.

Berbekal KTA Jamkeswatch yang di pakai dan di punyai Inne relawan ini memperkenalkan diri.
Entah karena jajaran yang baru atau karena merasa terusik dengan kehadiran relawan Jamkeswatch adu argumen pun cukup sengit terjadi bahkan Inne relawan Jamkeswatch ini malah dicurigai sebagai calo rumah sakit.

Dan bahkan sempat Humas RSHS mempertanyakan ke beradaan Jamkeswatch itu siapa dikarena yang mereka kenal hanya relawan JRQ dan malah sempat humas RSHS mau mengadukan ke saber pungli.

Luar biasa memang Jamkeswatch yang notabene membantu dengan ikhlas dari hati masih saja di bilang calo akan tetapi tetap santun sambil bilang,

“Bu nanti kita tim Jamkeswatch Bandung raya minta untuk audensi ya di RSHS ini biar kita saling kenal dan saling kerjasama yang lebih baik karena kami Jamkeswatch ini jelas keberadaannya jelas strukturnya dan jelas pimpinannya dan Jamkeswatch bukan calo karena kami ikhlas membantu mengawal, mengadvokasi pasien peserta BPJS sesuai hak nya yang harus di dapat dalam pelayanan rumah sakit.” tegas Inne.

Alhamdulillah berkat komunikasi yang terjalin baik antar relawan Jamkeswatch akhirnya pihak rumah sakit menghubungi keluarga pasien untuk menentukan jadwal operasinya.

Alhasil pada tanggal 20 – Februari 2019, bu Sartini masuk ruang rawat inap
Dan pada tanggal 22 Februari 2019 jam 07.00 wib masuk ruang operasi. Dan oprasi pun berjalan lancar tanpa kendala suatu apapun.

Relawan Jamkeswatch itu dapat segelas kopi saja sudah senang luar biasa karena kami bekerja dari hati yang paling dalam, tanpa meminta balas jasa.

(Omp).

Pos terkait