Hari Buruh Diperingati Setiap 1 Mei, Begini Sejarah Singkatnya

Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai May Day atau Hari Buruh, diperingati setiap tanggal 1 Mei untuk menghormati perjuangan dan kontribusi gerakan buruh dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di seluruh dunia. Hari ini dianggap sebagai hari libur resmi di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.

Banyak dari kita sebagai buruh dan juga anggota dari serikat pekerja atau buruh yang ikut serta dalam peringatan ini setiap tahunnya.

Namun, sudahkah kita mengetahui tentang peristiwa apa yang melatarbelakangi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day itu sendiri, dan bagaimana sejarah awal peringatan May Day di Indonesia dilaksanakan.

Maka, dari berbagai sumber, dalam kesempatan kali ini izinkan penulis untuk berbagi informasi yang berkaitan dengan sejarah peringatan hari buruh internasional di dunia dan di Indonesia, dan beberapa informasi terkait lainnya, semoga bermanfaat.

Sejarah Hari Buruh Internasional dimulai pada tanggal 1 Mei 1886, ketika ribuan buruh di Amerika Serikat, terutama di kota Chicago, turun ke jalan untuk memprotes kondisi kerja yang buruk dan menuntut upah yang lebih baik serta jam kerja yang lebih singkat.

Pada saat itu, buruh di Amerika Serikat harus bekerja hingga 16 jam sehari tanpa waktu istirahat yang memadai. Pada tanggal 1 Mei 1886, serikat buruh di Chicago mengadakan demonstrasi besar-besaran yang menuntut jam kerja delapan jam sehari.

Pada tanggal 3 Mei 1886, terjadi bentrokan antara polisi dan demonstran di pabrik McCormick Reaper Works di Chicago, yang mengakibatkan kematian empat buruh.

Kemudian, pada tanggal 4 Mei, ribuan buruh berkumpul di Haymarket Square di Chicago untuk melakukan demonstrasi damai dan menuntut hak-hak mereka.

Namun, tiba-tiba terjadi ledakan bom dan bentrokan dengan polisi, yang mengakibatkan kematian beberapa orang, termasuk polisi.

Kejadian di Haymarket Square kemudian dikenal sebagai Insiden Haymarket dan memicu penangkapan dan pengadilan terhadap banyak pemimpin gerakan buruh.

Empat orang dijatuhi hukuman mati, meskipun tidak ada bukti yang jelas bahwa mereka terlibat dalam insiden tersebut. Para aktivis buruh di seluruh dunia kemudian memperjuangkan pembebasan dan pengampunan bagi para tahanan Haymarket.

Pada tahun 1889, pada kongres kedua Persatuan Umum Buruh Internasional (International Workingmen’s Association), diputuskan untuk memperingati Insiden Haymarket dan menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional untuk memperingati perjuangan para pekerja dan menghormati korban-korban yang jatuh dalam perjuangan mereka.

Beberapa tokoh yang berperan dalam peristiwa Insiden Haymarket adalah:

1. Albert Parsons
Seorang aktivis buruh yang menjadi salah satu pemimpin demonstrasi di Haymarket Square. Ia kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena dituduh terlibat dalam pemboman.

2. August Spies
Seorang wartawan dan aktivis buruh yang juga menjadi pemimpin demonstrasi di Haymarket Square. Ia juga ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

3. Samuel Fielden
Seorang aktivis buruh dan pemimpin serikat buruh di Chicago. Ia ikut serta dalam demonstrasi di Haymarket Square dan ditangkap bersama dengan Parsons dan Spies. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

3. Adolph Fischer
Seorang aktivis buruh dan editor surat kabar yang ikut serta dalam demonstrasi di Haymarket Square. Ia ditangkap bersama dengan Parsons, Spies, dan Fielden dan dijatuhi hukuman mati.

Lembaga internasional seperti PBB, Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan UNESCO telah memberikan perhatian terhadap peringatan Hari Buruh Internasional.

Pada tahun 1947, ILO menyatakan bahwa tanggal 1 Mei harus diperingati sebagai Hari Buruh Internasional di seluruh dunia untuk menghormati para pekerja dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Selain itu, ILO juga mempromosikan hak-hak pekerja, termasuk hak untuk bekerja dengan kondisi yang aman dan sehat, hak untuk mendapat upah yang layak, dan hak untuk bergabung dengan serikat buruh.

Pada tahun 2014, PBB juga menyatakan dukungannya untuk peringatan Hari Buruh Internasional dan mempromosikan hak-hak pekerja serta peran penting para pekerja dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

PBB juga mengakui pentingnya perlindungan dan pengembangan hak-hak buruh dan mengajak semua negara untuk mempromosikan perlindungan hak-hak buruh.

Sementara itu, UNESCO juga mempromosikan peringatan Hari Buruh Internasional sebagai bagian dari upayanya untuk mempromosikan toleransi, perdamaian, dan kesetaraan di seluruh dunia.

UNESCO juga mengakui pentingnya hak-hak pekerja dan pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan para pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Sedangkan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day pertama kali diperingati oleh para buruh Indonesia pada tanggal 1 Mei 1920.

Pada waktu itu, peringatan May Day diadakan di Jakarta dengan dihadiri oleh ribuan pekerja dari berbagai profesi, seperti tukang kayu, tukang ledeng, tukang becak, dan tukang gali.

Peringatan May Day di Indonesia pada awalnya diinisiasi oleh Serikat Buruh Hindia Belanda (STOVV), yang saat itu memperjuangkan hak-hak pekerja dan mengajukan tuntutan kepada pihak kolonial Belanda.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, peringatan May Day terus diperingati oleh para buruh di Indonesia untuk mengingatkan pada pentingnya hak-hak pekerja dan memperjuangkan kesejahteraan pekerja di Indonesia.

Sejak itu, peringatan May Day di Indonesia terus diperingati setiap tahunnya oleh para buruh dan serikat buruh di Indonesia.

Pada peringatan May Day, para buruh biasanya mengadakan demonstrasi dan unjuk rasa untuk menuntut hak-hak pekerja dan meningkatkan kesejahteraan para buruh di Indonesia. (Dari berbagai sumber)