Gandeng Jamkeswatch Subang, Rumah Sakit Puri Asih Berkomitmen Akan Benahi Pelayanan

Subang, KPonline – Fakta layanan kesehatan yang sejati haruslah bisa dirasakan oleh masyarakat secara penuh. Namun hal ini belum bisa dirasakan oleh kalangan masyarakat bawah yang berada di pelosok desa.

Seperti yang saat ini dirasakan oleh Wariah, warga dusun Sarengseng RT 19/07, Gempolsari, Patokbeusi, kabupaten Subang.

Hal yang memprihatinkan dirasakan oleh pihak keluarga dimana pelayanan yang didapatkan jauh seperti apa yang selama ini diharapkan keluarga.

Pada dasarnya aturan penanganan pasien emergency di semua rumah sakit, wajib menangani pasien yang dalam keadaan gawat darurat, meski Rumah Sakit tidak bekerjasama dengan program pemerintah seperti BPJS, atau MoU dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

Intinya, semua pasien gawat darurat, tetap memiliki hak untuk mendapatkan pertolongan pertama secara maksimal dari rumah sakit manapun.

Menurut keterangan salah satu relawan Jamkeswatch Subang Hasim mengatakan, adanya kejadian di Rumah Sakit Puri Asih menandakan suatu pelayanan medis yang mesti ada pembenahan.

“Pasien atas nama Wariah menghembuskan nafas terakhirnya di salah satu Rumah Sakit yang berada di Purwakarta setelah dirujuk.
Awalnya pasien masuk ruangan IGD RS Puri Asih lalu suruh dirujuk karena ketersedian alat, saya sudah bicara baik-baik minta kebijakan, dan kontribusi Rumah Sakit tersebut untuk menyediakan mobil ambulan karena mengingat pasien harus dilakukan tindakan yang lebih intensif lagi,” tutur Hasim kepada Koran Perdjoeangan, Senin (10/05/2021).

Menurutnya, justru pegawai RS masih bertele-tele karena mungkin sesuai mekanisme, dan prosedur ketentuan, sedangkan melihat keadaan pasien masih diberikan oksigen.

“Saat itu saya datang pukul 15:43 WIB menuju RS hal yang mencengangkan buat saya saat itu ketika tiba di ruangan Instalsi Gawat Darurat (IGD) yang jaga hanya 1 orang. Saya maklumi hal itu mungkin mereka lagi pada istirahat karena lagi menjalankan ibadah puasa.
Akhirnya saya bawa pasien dengan kendaraan sendiri ke RS di purwakarta,” tambahnya.

Ditempat yang sama salah satu staff Rumah Sakit Puri Asih membenarkan adanya kejadian tersebut, dan sudah mengklarifikasinya kepada tim Jamkeswatch atas kejadian tersebut.

“Saya selaku perwakilan RS meminta maaf atas kejadian tersebut, dan saya turut belasungkawa atas meninggalnya almarhum Wariah, memang pada dasarnya perlu ada pembenahan dari berbagai lini. Semua itu butuh proses dan waktu untuk kami benahi. Saya pun berterima kasih banyak kepada tim Jamkeswatch yang sudah berkontribusi selama ini untuk RS,” ucap pria yang berkacamata itu.

Pertemuam relawan Jamkeswatch Subang dengan pihak managemen Rumah Sakit Puri Asih suatu kebanggan karena bisa dijadikan ajang silaturahmi untuk menjaga hubungan yang harmonis.

Dimana dalam pertemuan tersebut tiada lain membahas terkait kejadian yang pernah ditemukan langsung oleh tim Jamkeswatch. Dengan kesepakatan kedua belah pihak akhirnya kasus tersebut tutup perkara dan akan memanggil orang yang bersangkutan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Penulis: Jhole
Foto: Jhole