Federasi Serikat Pekerja Industri Semen KSPI Soroti Over Supply

Federasi Serikat Pekerja Industri Semen KSPI Soroti Over Supply

Bogor, KPonline – Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI) menyoroti Over Supply (kelebihan produksi) di industri semen. Saat ini kelebihan pasokan semen mencapai 50%, di mana kapasitas produksi mencapai 107 juta ton per tahun. Sedangkan konsumsi semen nasional sekitar 63 juta ton hingga 65 juta ton per tahun. Hal ini disampaikan oleh pengurus FSP ISI dalam kunjungan Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (DEN KSPI) ke serikat pekerja yang menjadi afiliasi KSPI ini.

Dalam diskusi ini, sempat mengemuka wacana agar pemerintah segera membatasi pendirian pabrik semen baru guna mengatasi masalah kelebihan pasokan.

Bacaan Lainnya

Dengan situasi saat ini, diperkirakan kapasitas produksi pabrik semen di Indonesia masih bisa melayani konsumsi dalam negeri maupun permintaan ekspor. Terlebih dengan adanya tiga pabrik yang baru mulai beroperasi, yaitu pabrik semen Padang di Sumatera Barat dengan kapasitas produksi 2,5 juta ton, Conch Cement di Manokwari dengan kapasitas produksi 1,5 juta ton, dan pabrik Semen Baturaja di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 1,5 juta ton.

Dikutip dari Bisnis.com, Minggu (13/7/2017), dalam menghadapi oversupply, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. hanya menjalankan lini produksi yang paling efisien, seperti pabrik baru P14 dengan kapasitas sebesar 4,4 juta ton di Citeureup. Christian Kartawijaya, Direktur Utama Indocement, mengatakan saat ini P14 sudah beroperasi penuh dan mampu menekan biaya sebesar US$4 hingga US$5 per ton dibandingkan pabrik yang lebih tua. Perseroan mematikan tiga pabrik yang tidak efisien, yaitu P1, P2, dan P6, sehingga tingkat utilitas Indocement saat ini berada di kisaran 70% hingga 75%.

Sementara itu, Bosowa Semen menerapkan capacity management dalam mengatasi masalah melebihnya pasokan semen dalam negeri. Rachmat Kaimuddin, Deputy CEO Bosowa Semen, mengatakan perseroan mengatur kapasitas produksi berdasarkan tingkat efisiensi dalam menghadapi pasar. Saat permintaan menurun pada semester I/2017, perseroan tidak mengoperasikan pabrik secara full capacity.

Para pekerja juga mempertanyakan, mengapa di era Presiden Joko Widodo yang gencar melakukan pembangunan infastruktur, tetapi justru terjadi over supply di industri semen. Oleh karena itu, pembangunan tersebut menggunakan semen dari mana?

FSP ISI dan KSPI akan mendorong pemerintah untuk memperbaiki situasi ini. Sebab jika terus dibiarkan dan tidak ada langkah perbaikan, bukan tidak mungkin gelombang PHK juga akan menerpa industri semen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *