Surabaya KPonline – Pergerakan massa aksi buruh/pekerja dalam memperjuangkan UMK tahun 2019 di Jawa Timur diperkirakan akan mencapai klimaksnya pada hari ini (Kamis, 15/11/2018).
Hal itu bisa dilihat dari banyaknya pergerakan massa aksi yang secara serentak turun jalan memenuhi beberapa sudut jalan industri di Surabaya.
Mulai dari kawasan industri SIER Rungkut, Kalirungkut, Panjang Jiwo, hingga beberapa tempat lain di Surabaya bahkan luar daerah Surabaya, tampak dipenuhi oleh massa aksi yang bergerak untuk berjuang bersama dan dapat dipastikan akan berpusat di Kota Surabaya pada hari ini.
Hal itu dilakukan oleh para pekerja/buruh demi mendapatkan upah yang layak diatas ketentuan yang telah ditetapkan oleh Menteri Ketenagakerjaan pada kesempatan sebelumnya.
Seperti diketahui, melalui surat edaran dengan Nomor B.240/M-Naker/PHISSK-UPAH/X/2018 Hal Penyampaian Data Tingkat Inflansi Nasional dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Tahun 2018, tertanggal 15 Oktober 2018 yang lalu, Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri menetapkan secara sepihak kenaikan upah pekerja/buruh se-Indonesia hanya di angka 8,03%.
Dan hal itulah yang memicu protes keras dari beberapa serikat buruh besar di seluruh Indonesia, salah satunya adalah FSPMI Jawa Timur.
“Bagaimana mungkin upah di Jawa Timur di sama ratakan dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi secara nasional? Apalagi tanpa melakukan survey kebutuhan hidup layak di daerah masing-masing tersebut, sungguh sangatlah tidak relevan jika hal itu dilakukan oleh pemerintahan kita jaman sekarang.” Ujar Nuruddin Hidayat, salah satu jajaran perangkat wilayah FSPMI Jawa Timur.
“Maka dari itu, saat ini kami turun jalan bersama buruh/pekerja dari serikat pekerja yang lainnya untuk menuntut janji Gubernur dalam menghapus disparitas upah yang ada di Jawa Timur, sekaligus berjuang mendapatkan untuk mendapatkan upah yang lebih layak dari anjuran pemerintah pusat.” Tambah pria lulusan sarjana tehnik ini.
(Bobby – Surabaya)
