Delima Rahmah Permata Hati: Si Cantik di Tengah Aksi

Serang, KPonline – Dalam setiap aksi, tentu lah ada sosok perempuan yang mewarnai terlibat perjuangan buruh dalam setiap pergerakan di daerah nya.

Delima Rahmah Permata Hati, perempuan yang memiliki nama indah seindah parasnya ini adalah salah satu sosok perempuan yang aktif di serikat pekerja FSPMI di Kota Cilegon.

Perempuan kelahiran Bekasi tahun 1993 ini, bekerja di PT Hitachi Metals Indonesia terhitung sejak tahun 2012 dan mulai aktif di serikat pekerja FSPMI sejak tahun 2016.

Secara struktural di kepengurusan PUK SPL FSPMI PT Hitachi Metals Indonesia, Ia tercatat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Pendidikan, Pekerja Muda dan Perempuan.

Ia juga adalah salah satu anggota Garda Metal FSPMI Kota Cilegon yang baru saja tahun ini mengikuti Latsar Gabungan (Serang, Cilegon Tangerang) yang dilaksanakan pada bulan April lalu dalam Latsar Banten VI.

Saya sedikit tertarik dengan postingan di salah satu media sosial nya, terkait foto yang di unggah nya pada saat aksi baru-baru ini yang di lakukan FSPMI Kota Cilegon dan menuliskan caption nya,

“Gue yang demo, lo yang terima gaji.”

Kalimat tersebut secara keseluruhan mewakili suara buruh yang saat ini masih konsisten berjuang dalam setiap pergerakan dan intruksi organisasi dengan baik.

“Mengapa demikian?”

Karena seharusnya, tidak perlu lah kalian mempertanyakan, “Untuk apa sih buruh masih saja demo ini itu padahal kenaikan upah sudah jelas akan naik setiap tahun nya, untuk apa lagi capek-capek demo”.

Upah memang naik setiap tahun nya, namun apa kita (Buruh.red) akan diam saja ketika kenaikan upah semakin tidak berpihak kepada buruh, apalagi dengan adanya PP No. 78 Tahun 2015 tentang pengupahan.

Jika kalian paham, saat ini nominal kenaikan upah dengan kenaikan kebutuhan kita sangat tidak relevan jika di bandingkan di kehidupan rill kita terkait kebutuhan hidup layak yang jelas jauh dari kata layak selama di berlakukan nya upah murah.

Segala komentar miring terkait demo buruh sudah biasa di dengar, Namun terkadang mereka hanya bisa berkomentar se enak nya, tapi tanpa di sadari mereka pun merasakan hasil apa yang selama ini diperjuangkan oleh buruh yang demo.

Jika tidak terlibat dalam barisan perjuangan, cukup lah do’akan kawan-kawan yang selama ini masih konsisten berjuang. Jangan bebankan mereka dengan komentar atau tanggapan miring kalian.

Karena saya selalu ingat dengan kata-kata ini, “Ketika kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, setidaknya kita bisa melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri”. (Ayu)