Catat! Syarat Mudik Lebaran 2022 Harus Sudah Vaksin Booster Atau Wajib PCR Antigen

Jakarta,KPonline – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan para pemudik yang baru menerima vaksin dosis 1 dan 2 wajib melampirkan hasil negatif tes negatif Covid saat melakukan perjalanan mudik lebaran. Tes bisa dilakukan lewat metode antigen atau PCR.

Hasil tes itu akan dijadikan sebagai syarat pemudik untuk mengakses transportasi umum. Sebaliknya, syarat tersebut tidak berlaku bagi pemudik yang sudah menerima vaksin virus corona (Covid-19) dosis lanjutan alias booster.

Bacaan Lainnya

“Yang booster lengkap tidak usah tes, jadi memudahkan nanti perjalanan mudik bisa baik. Tapi kalau yang belum booster, dia baru vaksin dua kali dia harus tes Antigen atau mereka mau di-booster saat itu, nanti dipersiapkan Kemenhub tempat vaksinasi gratis di fasilitas angkutan umum,” kata Budi dalam konferensi pers daring, Rabu (23/3).

Budi berkata seluruh ketentuan yang disampaikan ini sudah sesuai dengan anjuran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, syarat vaksinasi booster maupun tes PCR bagi pemudik yang baru menerima dua dosis vaksin diterapkan lantaran vaksinasi terbukti menekan laju penularan di masyarakat.

Ia mencontohkan lonjakan kasus di Hong Kong. Setelah diamati, capaian vaksinasi Hong Kong tinggi namun mayoritas menyasar warga non-lansia.

Sementara kasus rawat inap dan kematian di Hong Kong banyak terjadi pada golongan lansia. Oleh sebab itu, Budi meminta seluruh pihak berkaca pada kejadian di Hong Kong, sehingga diharapkan tidak membawa virus saat pulang kampung.

Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut pemerintah mempertimbangkan vaksin booster sebagai syarat untuk masyarakat dapat melakukan mudik Lebaran 2022.

Jika seseorang bisa membuktikan telah mendapatkan vaksin dosis lanjutan ini, maka yang bersangkutan tidak lagi perlu melakukan tes PCR atau antigen.

“Nanti booster itu kita ingin jadikan syarat kalau nanti orang mau mudik. Selain vaksinasi sudah lengkap dua kali, harus juga sudah di-booster sehingga demikian tidak perlu ada lagi semacam di-PCR atau di-antigen,” kata Ma’ruf, dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/3/2022),

Semua ini bisa saja disahkan apabila lonjakan kasus infeksi yang saat ini sudah menurun, tidak kembali meningkat dalam masa Ramadhan atau Lebaran nanti.

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, apa yang disampaikan oleh Wapres adalah sesuatu yang baik. Hal ini sebagai upaya mengurangi risiko Covid-19 selama masa pergerakan besar masyarakat.

“Yang disampaikan Pak Wapres ya betul, jadi prinsip mendasar dalam mengurangi risiko atau melakukan mitigasi risiko, khususnya dalam masa Ramadhan, pergerakan orang, ya memang status imunitas menjadi sangat penting.

Dan kalau vaksin booster jadi itu (syarat) ya bisa itu mengurangi,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/3/2022). Dicky mengatakan, tak harus booster, karena vaksinasi lengkap 2 dosis saja sebenarnya sudah memungkinkan untuk dijadikan syarat.

“Dua dosis juga bisa asal dalam durasi protektif, artinya masih 6-7 bulan pasca-suntikan kedua. Kalau sudah di-booster itu lebih baik. Ini akan mengurangi risiko,” ujar dia.

Pos terkait