Bima Yudhistira : Kunci Masa Depan Pekerja Muda Itu Harus Kepo

Bogor, KPonline – “Tahukah Anda berapa jumlah penduduk Indonesia saat ini? Dan tahukah Anda jumlah pengguna media sosial yang aktif hingga saat ini?” pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Bima Yudhistira Adinegara, salah seorang ahli ekonomi, yang diundang sebagai pembicara dalam salah satu sesi Jambore Pekerja Muda FSPMI.

Berdasarkan data yang dihimpun dan disajikan oleh Bima Yudhistira didepan seluruh peserta Jambore Pekerja Muda, total populasi rakyat Indonesia saat ini sekitar 266,7 juta jiwa. Dan dari total populasi yang ada tersebut, pengguna telepon seluler ada di angka 177,9 juta pengguna. Kurang lebih 143,2 juta pengguna jaringan internet secara aktif, dan 130 juta diantaranya adalah pengguna aktif media sosial.

Bacaan Lainnya

“Ekonomi Digital di Indonesia, khususnya pengguna jaringan internet saat ini sudah mulai merubah gaya hidup, perilaku dan hidup manusia itu sendiri. Sejak bangun tidur, makan siang, bekerja dan aktivitas lainnya. Internet sudah seperti kebutuhan pokok, layaknya kebutuhan manusia akan sandang, pangan dan papan” tutur ahli ekonomi dan juga salah seorang peneliti INDEF ini.

Jambore Pekerja Muda FSPMI yang dilaksanakan di Villa Semak Daun, Megamendung, Bogor ini, akan berlangsung 5-7 September 2019. Beberapa pembicara dihadirkan oleh pihak panitia Jambore Pekerja Muda FSPMI yang kali pertama dilaksanakan. Dari perangkat organisasi, ahli ekonomi, aktivis buruh, hingga dari kalangan pekerja muda itu sendiri.

Perubahan Trend Ekonomi Gen Millenial

“Dalam beberapa tahun terakhir, puluhan ribu bank diseluruh dunia melakukan pemangkasan jumlah karyawan. Efesiensi dan pemangkasan jumlah karyawan dalam rangka menurunkan Production Cost, meminimalisir Human Error dan berbagai alasan lainnya dikemukakan oleh pihak pengusaha perbankan” jelas Bima kepada seluruh peserta Jambore Pekerja Muda FSPMI.


“Trend generasi millenial saat ini pun berdampak kepada sektor otomotif. Diantaranya, keengganan generasi millenial untuk memiliki kendaraan bermotor pribadi, khususnya kendaraan bermotor roda empat. Alasan mereka antara lain adalah, mereka lebih senang menggunakan angkutan berbasis jaringan internet secara online. Sulitnya mencari dan mendapatkan lahan parkir, juga dijadikan alasan mereka. Kalaupun ada generasi millenial yang mau memiliki kendaraan bermotor roda empat pribadi, biasanya mereka akan memilih kendaraan berbahan bakar listrik, yang ramah lingkunhan. Dan kesemuanya itu ternyata bermuara kepada satu hal, yaitu isi kantong generasi millenial lebih tipis dibandingkan dengan generasi diatasnya” lanjut Bima.

“Bahkan saat ini, nilai kesuksesan seseorang di generasi millenial ini, bisa berdasarkan berapa jumlah likes di Facebook atau berapa banyak followersnya di Twitter atau Instagram. Hal ini berdampak luas ke berbagai bidang, yang salah satunya adalah munculnya profesi baru, seperti Youtuber atau Influencer” pungkasnya.

“Teknologi akan terus berubah, maka berbagai jenis pekerjaan juga akan berubah. Oleh karena itu, buruh tidak boleh berhenti belajar, karena dengan berhenti belajar sama saja buruh mengakhiri karier diri mereka sendiri. Oleh karena itu, buruh dalam hal inj kaum pekerja muda harus mempunyai kuncinya. Dan kuncinya adalah “kepo”, yang tentu saja dalam hal yang positif” tutup Bima. (RDW)

Pos terkait