Yogyakarta, KPonline – Perwakilan Pengurus Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Automotif dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPAMK FSPMI) Bidang Perempuan, Eha Satyawati menghadiri rapat koordinasi Membangun Sinergi yang bertajuk Penguatan Peran Perempuan Dalam Organisasi yang di inisiasi kan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FSPMI melalui Departemen Perempuan.
Acara yang digelar selama dua hari, dari tanggal 16-18 Januari di salah satu Homestay sekitaran area Jogjakarta, Jawa Tengah, selain dihadiri oleh perwakilan perempuan dari pengurus Pimpinan Pusat, turut hadir Vice Presiden Departemen Perempuan DPP FSPMI, Mundiah.
Dalam kesempatan ini, Eha mengatakan, dari materi yang disampaikan beberapa evaluasi kinerja dan kegiatan di tahun 2024 menjadi penting untuk kita sama-sama selesaikan dan saling berbagi kendala-kendala apa yang menjadi hambatan.
“Program Tahun 2025 sudah tersusun dan harus dikerjakan, akan tetapi evaluasi tahun sebelumnya tidak boleh ditinggalkan, harus sama-sama diselesaikan, biar jelas kedepannya ” kata Eha saat diwawancarai oleh Media Perdjoeangan melalui WhatsApp, Sabtu (18/01/2025)
Eha menambahkan, selain pemaparan program kerja tahun 2025, Departemen Perempuan DPP FSPMI membahas konferensi perempuan yang akan diadakan pada tahun 2026.
“Konferensi FSPMI digelar tahun 2026, kita dari bidang perempuan sudah membahas persiapan departemen perempuan melalui bidang perempuan dari PP semua sektor, apa yang akan disampaikan saat konferensi nanti”, tambahnya
Selanjutnya, Eha berharap peran semua sektor ditingkat Pimpinan Unit Kerja (PUK) dapat mengaktifkan anggotanya yang perempuan untuk dapat berkontribusi dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi.
“Disadari, dalam tiap moment dan undangan kegiatan perempuan, kehadiran dan keikutsertaan perempuan sangat minim, bahkan bisa dibilang, dia lagi, dia lagi, gak ada yang lain”, ungkap Eha sambil tertawa
Eha menyesalkan, dalam kegiatan organisasi yang diselenggarakan oleh DPP FSPMI, baik aksi maupun seminar, dimana perempuan masih belum terlihat banyak.
Berdasarkan informasi dari data Menteri Pemberdayaan dan Perempuan Anak di tahun 2024, tercatat ada 31.947 kasus, perempuan 27.658 kasus sementara laki-laki hanya 6.894. dimana grafiknya menggambarkan banyak kasus sering terjadi di Rumah Tangga dan fasilitas umum.
Namun tidak sedikit pula kasus yang terjadi di tempat kerja, ini menjadi sorotan bagi semuanya baik perempuan maupun laki-laki supaya kejadian atau kasus tidak terulang dan terus meningkat tiap tahunnya.
“Pentingnya perempuan lebih aktif dan mau belajar, agar dapat mengadvokasi dirinya sendiri, Pelecehan terhadap perempuan tercatat paling tinggi menjadi korban, sudah jdi korban tapi takut melapor, kenapa”, terangnya
Firman (Chuky)