Bersih Dusun Sebagai Bentuk Wujud Syukur Warga

Wonogiri, KPonline – Masyarakat di Dusun Sengon, Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri masih menjaga tradisi Rasulan.

Kepala Dusun (Kadus) Sengon, Waluyo, mengatakan tradisi rasulan atau bersih dusun sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi itu menurutnya menjadi bentuk wujud syukur masyarakat setempat.

“Sebagai wujud syukur kepada Tuhan sekaligus bentuk keguyuban masyarakat,” kata Waluyo kepada Koran Perdjoeangan, Rabu (5/7/2023).

Rangkaian acara tradisi rasulan di dusunnya digelar sangat meriah, dengan hiburan campur sari. Selain itu ada sejumlah rangkaian acara, mulai dari lomba kebersihan lingkungan, pelatihan membuat ketupat dan lain sebagainya.

“Ada tradisi encekan. Encekan itu, warga membawa makanan dari rumah lalu ditumpuk dan kemudian didoakan baru.dimakan bersama-sama,” jelas Waluyo.

Selanjutnya makanan yang sudah didoakan itu dimakan bersama atau dibawa pulang kembali. Menurutnya warga bebas memilih makanan yang ada.

Waluyo mengatakan, tradisi itu sudah berjalan lama dan rutin setiap tahun, sebelumnya, masyarakat juga telah bergotong royong membersihkan resan ‘punden’ dan juga makam yang ada di wilayah setempat.

Sementara itu, kepala desa Gebangharjo, Wasino, mengatakan Rasulan masih hidup di wilayah desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri.

Hal itu menjadi salah satu wujud dalam melestarikan budaya. Menurut dia, Rasulan atau bersih dusun masih sangat melekat di masyarakat.

“Hanya saja, bentuknya bisa berbeda-beda, ada yang tayuban, wayangan dan lain sebagainya. Di dusun atau desa lainnya juga ada. Ini juga nguri-uri budaya yang sudah ada sejak lama,” pungkasnya. (Yanto)