Antara Pengurus dan Anggota Serikat Pekerja. Ini Bukan Sindiran, Sekedar Curhatan

Bandung,KPonline- Menjadi pengurus sebuah organisasi tentunya harus memiliki tujuan tersendiri. Masing – masing orang memiliki tujuan berbeda – beda sesuai keinginannya. Bagi seorang pengurus, sudah biasa mendengar cemoohan baik dari keluarga, kerabat, teman, bahkan anggotanya sendiri.

“Ngapain si jadi pengurus? Capek ,buang waktu ,dapet duit juga kagak” inilah kata – kata yang paling sering kita terima.

Bacaan Lainnya

Sesuai logika, omongan mereka ada benarnya juga. Tapi kembali lagi pada tujuan kita untuk menjadi pengurus organisasi. Memang bukan hal mudah untuk menepis semua kata – kata mereka yang kadang membuat kita “down”.

Secara tersirat, seorang pengurus adalah seseorang yang mendapatkan suatu hidayah ,dimana mereka menyadari bahwa dirinya tidak bisa diam saja ketika mendapat ketidakadilan dan menuntut hak – hak mereka untuk kesejahteraan. Bukan hanya untuk kesejahteraan mereka sendiri ,tapi untuk semua anggotanya. Rela mewakafkan waktu,tenaga,dan fikirannya untuk kepentingan orang banyak.

Kadang ,perjuangan Pengurus bukan hanya melawan pihak pengusaha. Dalam menangani suatu masalah, pengurus pasti mendapat pro dan kontra baik sesama pengurus, maupun anggotanya. Disinilah kesolidan organisasi diuji. Untuk menentukan langkah yang akan diambil,pengurus harus mampu dan mau mendengarkan masukan – masukan dari anggotanya.

Pada suatu kondisi tertentu,kadang pengurus mengalami situasi ‘serba salah’ yang membuat mereka merasa dilema. Di kondisi ini,pengurus sangatlah membutuhkan support dari anggotanya.

Namun, bagaimana jika justru anggotanya tidak bisa mengerti dengan kondisi yang menimpa pengurus?. Padahal dalam organisasi, pengurus adalah ‘tameng’ untuk anggotanya, mereka siap dengan resiko apapun demi anggotanya.

Pada suatu obrolan, keluarlah sebuah curhatan dari seorang pengurus ” jadi pengurus tuh kudu kuat mental, mun menang di ‘keprokan’ , mun eleh di ‘surakkan’ ”
Kadang anggota tidak peduli dan mau tahu mengenai proses, yang mereka lihat hanya hasil,karena mereka merasa sudah membayar iuran.

Jika hasil kurang memuaskan, penguruslah yang menjadi sasaran dan saling menyalahkan. Padahal pengurus sudah berjuang mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai titik yang diinginkan.

Apabila perusahaan di tempat kita bekerja belum menjalankan peraturan – peraturan yang sesuai, pastinya pengurus harus memperjuangkannya. Namun, anggota yang tidak mau mengerti cenderung menyalahkan pengurus. Disisi lain, sudah adanya organisasi saja kesejahteraan belum tercapai, apa lagi tidak adanya organisasi, tentunya akan semakin sewenang – wenang. Maka dari inilah tujuan kita memperjuangkannya dalam wadah organisasi.

Kondisi seperti inilah yg bisa membuat pecahnya organisasi, dan kita sebagai penyambung akar rumput tentulah dihadapkan kepada situasi yang kompleks.

Memang tidak menutup kemungkinan akan selalu ada para penjilat dan para pencundang,yang bisa menusuk dari belakang,tapi yakinlah pada akhirnya akan terungkap mana pecundang dan mana pejuang. Dan mendapat balasan sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Mereka tidak tau sedekat apapun kepada perusahaan,seakrab apapun dengan stockholder perusahaan pada saat nanti akan ter-PHK dan pelabuhan mereka kepada pengurus.

Kita sebagai pengurus jangan patah arang,tetap menjaga amanah yang telah kita terima,tentu ikhlas lah muaranya,tanpa ikhlas semuanya akan sia-sia.

Suatu saat nanti akan ada masa dimana semua yang kita perjuangkan akan diperbincangkan banyak orang,jadilah permata diantara debu.
(Asih Prawiraswati)

Pos terkait