Waktu Seolah Berhenti Saat Ade Kenzo Bersujud

Waktu Seolah Berhenti Saat Ade Kenzo Bersujud

Surabaya,KPonline -Selasa 19 September 2017 semenjak pukul 10.00 wib dilokasi pelepasan Ade Kenzo, riuh ramai buruh yang merasa satu hati dalam perjuangan sudah terlihat,begitupun di Kantor DPW FSPMI Jatim,tidak hanya Garda Metal disana juga berkumpul para Bonek (Suporter Persebaya), warga miskin kota, serta Komunitas warga lokalisasi yang tergusur mereka orang orang yang mendukung aksi Longmarch Surabaya Jakarta ini.

Keriuhan semakin terdengar tatkala mobil komando Omah Perjuangan hadir bersama massa aksi diiringi orasi orasi tanpa henti.

Bacaan Lainnya

Sekjen KC FSPMI Surabaya Nuruddin Hidayat dengan lantang meneriakkan faktor apa saja yang menjadi pokok permasalahan BPJS Kesehatan,diantara orasinya di selingi dengan teriakan “Sehat Hak Rakyat” yang menjadi tema perjuangan seorang Ade Kenzo.

Massa enggan bergeser kelain tempat, Ade Kenzo masih belum merapat, massa ingin tahu dari dekat sosok pejuang kesehatan rakyat dari Bekasi ini.

Waktu beranjak menuju pukul 12.30 wib,saat rombongan Ade Kenzo tiba di lokasi, massa aksi mengerumuni untuk sekedar berjabat tangan,untuk sekedar mengabadikan gambarnya.

Para Punggawa Jamkeswatch Jawa Timur berkumpul Zahidur Rahman, Galao Elang (Gresik),Ipang (Mojokerto),Ahmad Yani (Pasuruan), Mustakim ,Nuruddin Hidayat (Surabaya) pun tak menyia nyiakan waktu, dimana selain Ade Kenzo dalam rombongan juga ada Iswan Abdullah, Ketua DPN Jamkeswatch Nasional dan Pranajati, Sekjen DPN Jamkeswatch Nasional dari Aspek.

Diskusi kecil mengalir, permasalahan advokasi di bincangkan seperti seorang anak yang mengadu pada bapaknya.

Bersama tim Jamkeswatch Jawa Timur Dan Dewan Pengurus Nasional Jamkeswatch

Sejurus waktu berlalu , dari lokasi depan Kantor Gubernur Jatim , massa bergeser menyeberang jalan mendekat pada Tugu Pahlawan,sekali lagi orasi orasi dilakukan.

Sekjen DPW FSPMI Jatim Jazuli mengatakan bahwa buruh Jawa Timur merasa bangga karena bisa ikut bergabung menjadi bagian dari sebuah perjuangan besar demi terwujudnya “Sehat Hak Rakyat”.

Direktur / DPN Jamkeswatch Iswan Abdullah dalam orasi menyatakan bahwa pelayanan kesehatan terbaik baru ada di provinsi Aceh dan seharusnya Jaminan Kesehatan tidak ada pungutan iuran,karena hal ini adalah Hak Konstitusional Rakyat Indonesia yang termaktub dalam UUD 45.

Dukungan dan doa di panjatkan oleh Sekjen DPN Jamkeswatch Nasional Sabda Pranajati di dalam orasinya.

Ketika orasi dilakukan , sang Pejuang Kesehatan Rakyat berada di depan barisan massa aksi membentangkan poster perjuangan dan menikmati gemuruh teriakan para orator. Sesekali diangkat kepal tangan kirinya saat massa berteriak ” Hidup Buruh”.

Detik detik pelepasan tiba, doa di panjatkan, dan Ade Kenzo melepas topinya lalu bersujud dia di titik nol kota Surabaya tempat para Pahlawan 45 bertempur untuk memukul mundur penjajah Belanda. Sudah tidak dihiraukan panasnya aspal itu.

Aku yang menjadi saksi momen itu melihat keikhlasan,di punggungnya ada harapan 250 juta rakyat Indonesia,di kakinya terikat cita cita besar bangsa untuk mengayomi masyarakatnya. Waktu seolah berhenti ketika itu,keriuhan berjam jam tadi seperti mati dan terasa sunyi.

Seribu tanya bermunculan ,kenapa di negeri gemah ripah loh jinawi ini rakyat susah mendapat hak sehatnya?,kenapa pemerintah tidak serius melihat banyaknya rakyat yang di tolak di Rumah Sakit?

Kenapa hanya Ade Kenzo yang berjuang kali ini? Kenapa kita hanya sebagai penonton yang melepasnya untuk berjuang,padahal ini untuk kita, untuk anak cucu kita.

Mungkin Tuhan sudah mentakdirkan Ade Kenzo untuk melakukannya,dan tugas kita adalah berdoa dan mendukung apa yang dilakukannya dan bersiap untuk bersama sama mengawasi Jamiman Kesehatan ini.

Selamat berjuang bung, jutaan rakyat berada di belakangmu, semoga di sepanjang perjalanan engkau tak sendiri, mudah mudahan Tuhan mengetuk hati masyarakat yang kau lalui ,sehingga rela berusaha untuk memberi dukungan dengan apapun.

Doa sudah dipanjatkan, Ikhtiar dilakukan, tinggal keputusan Tuhan. Jangan pernah berharap pada Pemerintah mari berharap pada Tuhan.

 

Khoirul Anam.