Usaha Veteran Buruh Lanjutkan Perjuangan

Jakarta, KPonline – PHK tak pernah membuat buruh putus asa mencari nafkah demi menghidupi diri dan keluarganya. Kehidupan masih berlanjut, perjuangan tak akan berhenti di tengah jalan. Dari sekian banyaknya korban PHK, ada beberapa orang yang kemudian bisa sukses dalam berwirausaha.

KPonline mekakukan reportase terhadap veteran buruh dalam upaya melanjutkan perjuangan.

Veteran Buruh CMKS Indonesia Buka Usaha Ayam Bakar 

Ex buruh pabrik CMKS Indonesia, Supriadi, menekuni usaha Ayam Bakar khas Madiun. Ia mendirikan usaha yang letaknya tidak jauh dari kawasan industri EJIP Bekasi.

IMG-20160411-WA0027

Bagi kalangan buruh bekasi, Supriadi dikenal sebagai sosok yang loyal terhadap organisasi, walaupun sudah diPHK. Ia dijuluki sebagai ketua RT-nya veteran buruh. Berawal dari korban PHK, Supriadi membuka usaha ayam bakar. Korban PHK karena perusahaannya pailit atau mengalami kebangkrutan pada akhir tahun 2008.

Karena sudah tidak bekerja lagi, Supriadi ingin merubah nasibnya melalui usaha ayam bakar.

Sebelum usaha ayam bakar ini berdiri, Supriadi sempat vakum karena merasa bingung usaha apa yang tepat untuk masa depannya. Diawal tahun 2009, Supriadi diajak kerja sama untuk buka warung ayam bakar bersama temannya karena keterbatasan kemampuan biaya. Akan tetapi karena komitmen yang belum matang, usaha yang dijalankan bersama partnernya tersebut hanya berjalan beberapa bulan saja.

Supriadi tak putus asa. Sosok religius dan pekerja keras, membuat semangat usahanya masih berjalan sampai saat ini. Jatuh bangun dalam usaha ayam bakarnya pun sering ia alami. Mulai dari kendala modal, sampai digusur oleh pemilik kios, dengan alasan kios tersebut akan dipakai untuk pengontrak yang lain.

Dia kembali merintis usaha dari nol. Tidak mudah mendapatkan tempat yang strategis seperti dikawasan padat penduduk.

Menurut Supriadi, usaha ayam bakar miliknya yang baru buka sekitar pukul 16:00 wib rata rata menghabiskan 20 ekor ayam. Ini belum termasuk bebek dan menu lainnya. Tak jarang dia menerima pesanan dari PUK-PUK sekitar Bekasi untuk kegiatan organisasi, maupun pesanan untuk selamatan.

Disamping Supriadi berwira usaha, ia juga merelakan kiosnya untuk posko khusus konsultasi mengenai BPJS Kesehatan. Kebetulan Supriadi sudah lama ikut berorganisasi, walaupun sampai sekarang ini sudah punya usaha kecil-kecilan pun masih aktif ikut andil dalam kegiatan organisasi, baik tentang Buruh Go politik sampai BPJS Kesehatan, sebagai relawan JAMKESWATCH BEKASI.

Dia melihat, masih banyak masyarakat Bekasi yang belum faham tentang aturan dan tata cara berobat di Rumah sakit. Terlebih Rumah Sakit di Bekasi tidak jarang menolak pasien untuk berobat. Beberapa alasan itulah Supriadi membuka posko Konsultasi BPJS tersebut tersebut. Bahkan konsultasi bisa lewat media sosial yang dikelola oleh relawan-relawan tersebut.

Kios yang berdiri sederhana ini pernah dikunjungi tokoh tokoh besar baik dari buruh maupun dari anggota dewan seperti Rieke Diah Pitaloka(Anggota DPR RI KOMISI IX ), Nurdin Muhidin, Nyumarno (Anggota DPRD II Kab.Bekasi) bahkan Surya Tjandra (TURC) pun pernah berkunjung ke warung ini.

Veteran Buruh MTPDI Buka Design Grafis

Lain tempat lain cerita, Novi Hendra (42th), ex buruh MTPDI ini bergelut dibidang disaign grafis dan percetakan alat tulis kantor. Pria yang biasa disapa Mamang ini mulai berkarir setelah lulus sekolah, pada tahun 90-an di perusahaan PHCI, bersama senionya yang sekarang menjadi pimpinan besar buruh yaitu Said Iqbal, Obon Tabroni termasuk Ronni Febriyanto.

IMG-20160411-WA0028

Namun ia harus berpisah sementara waktu karena suatu hal, kemudian kembali bekerja di PT MTPDI di daerah kawasan EJIP BEKASI. Hingga satu ketika, perusahaan mengalami kebangkrutan, pada awal 2008. Dia kehilangan pekerjaan.

Namun ia tak pernah merasa nasib perutnya sampai disitu saja. Dia mulai merintis bersama teman-teman yang lainnya, mendirikan sebuah usaha dibidang machinning. Akan tetapi usaha bersama yang ia rintis mulai tidak ada kejelasan, karena daya saing dan minimnya pengalaman usaha. Akhirnya Mamang dan rekan-rekannya memilih untuk menutup usaha bersama tersebut.

Kemudian pada tahun 2009, Mamang meniti usaha karir lagi dibidang desaign grafis secara individu. Lewat ilmu dan skill yang diperoleh dari rekannya Bambang (biasa disapa Beng-beng matarante). Kini, Mamang sudah memiliki kios usaha bukan saja lewat design grafis saja, tetapi juga membuka kios percetakan alat tulis kantor dan sablon, yang sekarang memiliki 4 orang yang membantunya berwira usaha.

Jiwa sosial dan jiwa solidernya yang tinggi, ia banyak menerima pesanan design grafis dari kalangan buruh. Bahkan ia menceritakan jika ilmu design grafisnya sudah sering dipake untuk event seperti Event tahunan kebudayaan Jepang Matsouri sudah dipercaya selama 6 tahun. Bahkan, pesanan dari bung Vonny dari IndustriAll pun pernah ia terima.

Dia tak pernah lupa dengan gerakan buruh. Apalagi, menurutnya, sekarang adalah momen yang tepat untuk mensupport gerakan buruh, lewat Go politiknya. Diwaktu senggang, sesekali Mamang ikut mengumpulkan KTP untuk Obon Tabroni. Bahkan ia ikut menyumbang untuk bang Obon, lewat karya design grafisnya.

Itulah sekelumit dan beberapa kisah para Ex buruh atau yang disebut Veteran buruh,untuk tetap aktif walaupun sudah tidak aktif didalam perusahaan. Mereka tetap support untuk gerakan buruh.

Lalu, bagaimana dengan anda yang masih aktif bekerja? (*)