TAD PLN Keluhkan Isi Token Listrik Gagal Menambah Beban Kerja

Bekasi, KPonline –Tenaga Alih Daya (TAD) PLN mengeluhkan terus dibebani pekerjaan. Masalah dari meteran Listrik Prabayar (LPB) alias token muncul keluhan dari masyarakat yang kesulitan memasukkan token yang sudah dibelinya.

Para TAD yang merasa terganggu di antaranya yaitu Petugas Pelayanan Teknik (Yantek), Command Center dan Manajemen Billing. Mereka merasa terganggu karena seharusnya masalah ini sudah ada vendor khusus yang menangani.

Setidaknya petugas Yantek diharuskan untuk merespon laporan dari pelanggan dengan menghubungi balik pelanggan baik dengan pesan maupun menelepon. Hal ini harus mereka lakukan walaupun sedang melakukan pekerjaan.

Yang dirasakan sangat memberatkan bagi petugas Yantek karena pekerjaan dan tekanan kerja semakin bertambah tapi tidak diikuti dengan penghasilannya. Apalagi diketahui ternyata untuk menghadapi masalah GAGAL isi token ini dibuatkan tagihannya oleh vendor tertentu ke PLN.

“Saya denger sih cair (tagihannya) tapi gak tahu ke siapa”, ujar seorang petugas Yantek PLN Bekasi dan mengaku harus mendatangi pelanggan jika pelanggan mengalami kesulitan atau tidak paham setelah dibimbing melalui sambungan telepon.

Sejak beberapa bulan terakhir di tahun 2023 ini Masalah GAGAL isi token juga membuat bingung masyarakat. Namun diketahui juga sudah pernah ramai dimulai pada tahun 2021.

Terkait hal ini, masyarakat yang mengalami gagal input kode token pulsa karena meteran harus diinput kode Key Change Token (KCT) dari program Key Revision Number (KRN). Menurut informasi, program KRN ini dilakukan untuk meteran LPB yang sudah berusia lebih dari 5 tahun.

Padahal dulu meteran token dikampanyekan dengan slogan PLN pintar. Namun dalam perjalanannya ternyata menimbulkan banyak masalah.

Penulis: Deddy Chsndra
Foto: Arif