Bekasi, KPonline – Gadis cantik anak yatim yang berjuang melawan penyakit rupanya sudah ditakdirkan lain oleh Sang Maha Pencipta. Tepat hari Sabtu tanggal 24 juli 2021 pukul 06:30 WIB rupanya Allah SWT lebih sayang kepada Afifah.
Hembusan nafas terakhir Afifah membuat keluarga merasa kehilangan, termasuk Jamkeswatch Bekasi yang selama ini mendampinginya.
Anak gadis yang bernama Afifah Putri Anggrayani, kelahiran 05 Januari 2011 ini seorang anak gadis yatim yang terus masih berjuang untuk bertahan hidup melawan penyakit Leukemia yang sudah berkategori all high risk.
Susana haru pun menyelimuti desa Telaga Asih RT/RW 03/05 Cibitung, kecamatan Cikarang Barat, kabupaten Bekasi. Eri Yuniati, orang tuanya yang terus tabah menghadapi segala cobaan pun pasrah dengan wafatnya Afifah.
Pasca ditinggalkan oleh suami tercinta sebagai penopang hidupnya, kini bertambah kehilangan Afifah yang pergi meninggalkan dia untuk selamanya.
Saat ditemui Media Perdjoeangan, Ella salah satu relawan Jamkeswatch Bekasi yang mendampingi Afifah di kala masih hidup menuturkan kalau Afifah adalah sosok gadis yang ceria di mata keluarganya.
“Sangat menyayat hati dengan kepergian Afifah untuk selamanya menghadap sang pencipta, entah apa yang dirasakan saat itu, semua jadi nggak karuan,” tutur Ella, Minggu (25/07/2021).
Menurutnya, Afifah walau masih lugu namun dia tidak pernah melihatkan kesedihan di mata keluarga, atau pun warga sekitar. Keceriaan selau ditampakan dalam setiap raut mukanya.
“Wajar saja jika orang tuanya merasa kehilangan gadis cantik belia yang selama ini menemani kehidupannya, saya aja merasa kehilangan karena semasa Afifah hidup pasti selalu berbagi dengannya (Afifah). Allah SWT lebih sayang Afifah hingga harus mentakdirkannya seperti ini. Saya merasakan gimana rasa terpukul atas kepergian Afifah, mungkin itu yang akan dirasakan orang tuanya,” tutup Ella dengan mata berkaca-kaca.
Dari beberapa keterangan warga sekitar Afifah adalah anak gadis yang tidak pernah mengeluh walau dalam berperang dengan penyakitnya. Warga pun sering memberikan kontribusinya dalam bentuk makanan, dan kebutuhan lainnya untuk Afifah.
“Semua yang disini sayang sama Afifah, wajar saja jika kami disini merasa kehilangan. Selamat jalan Afifah surga menantimu nak, kamu patut untuk masuk surga,” ucap salah satu warga dengan haru.
Pada tahun 2015 Afifah dinyatakan terkena luekemia standart risk menurut medis, dengan tidak ada rasa mengeluh Eri Yuniati, ibu dari Afifah yang belum lama ditinggal suaminya pergi mengahadap sang Khalik bergegaslah membawanya anaknya Afifah ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang dimulai tahun 2015 hingga 2018.
Selama tahun 2015 sampai 2017 menjalani Chemothrapy, dan sempat bebas obat Chemothrapy selama 1 tahun.
Hingga berjalannya waktu Afifah pun harus harus pergi untuk selama-lamanya atas kehendak Sang Kuasa. Suasana haru pun masih menyelimuti lingkungan tempat kediamannya. (Jhole)