Siasat Perusahaan, Plang Nama Perusahaan Di Tutupi Kain Putih

Jakarta, KPonline – Ratusan massa buruh Pengurus Komisariat Serikat Buruh Pelabuhan Nusantara-Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (PK SBPN-FBTPI) tergabung di Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) bersama Barisan Solidaritas dari unsur Buruh Lintas Sektor, hari ini, Senin (26/9/2022), Melakukan aksi unjuk rasa bertema Menegakkan Keadilan di Wilayah Objek Vital Nasional.

Aksi digelar di Pos 9, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju kantor perwakilan perusahaan di jalan Pasoso – Tanjung Priok. Di saat para massa aksi mendatangi kantor tersebut di luar dugaan plang nama perusahaan di tutup dengan kain putih sehingga tidak terliat nama perusahaan dijelaskan bahwa pelabuhan adalah sebuah wilayah yang dikenal sebagai objek vital nasional, yang merupakan pintu masuk pundi-pundi modal, karena pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau.

Bacaan Lainnya

Pelabuhan Tanjung Priok demikian dunia mengenalnya, sudah beroperasi lebih dari satu abad. Akan tetapi budaya penindasan yang tertinggal dari para penjajah ternyata masih marak dipraktikan oleh oknum pelaku usaha di lokasi kerjanya masing-masing hingga saat ini.

Wahyu Ketua PK.SBPN –FBTPI PT.JPT mengatakan ‘’Bahwa bukti konkret dari kondisi yang memprihatinkan di mana buruh yang bekerja di lingkungan pelabuhan ini ternyata belum bisa menikmati “Kenyamanan rumah bersama”, yang dicanangkan tahun 2015 itu masih dapat dilihat secara nyata melalui perlakuan dari pihak managemen PT. Jatim Petroleum Transport, yang dengan arogan meminta para buruhnya untuk menandatangani kontrak kerja tanpa memberi kesempatan pada buruh yang bersangkutan mempelajari isi/naskah dari kontrak yang akan mengikatnya tersebut.

Lanjutnya “Dan karena menolak menandatangani kontrak tersebut maka para buruh ini yang notabene bertugas sebagai awak angkutan yang sudah bertahun-tahun mengabdikan dirinya di perusahaan ini akhirnya dirumahkan”, tegasnya Wahyu.

Dalam mediasi tersebut pihak managemen perusahaan dan buruh tidak ada kesepakatan dan akhirnya decklok, hingga aksi akan di lanjutkan kembali.

Pos terkait