Setahun Menjadi Buruh

Mojokerto, KPonline – Bagi saya, salah satu daya tarik menjadi buruh pabrik adalah gaji.

Saya pernah melihat gaji teman saya yang bekerja di toko atau supermarket. Gaji yang mereka terima kurang menjanjikan. Karena itulah, saya memilih bekerja di pabrik.

Ketika pihak sekolah memberitahu ada lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan automotif yang ada di Mojokerto, tanpa berpikir panjang saya melamar. Beruntung, saya salah satu yang diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Sejak saat itulah, hari-hari saya penuh dengan pengalaman. Tentang seperti apa rasannya menjadi seorang buruh, tidak semudah yang saya bayangkan. Banyak tantangan. Terutama harus bisa bertindak cepat dan tepat. Cepat dalam menghasilkan output dalam waktu yang ditentukan. Tepat dalam arti tidak boleh salah dalam menjalankan pekerjaan.

Saya percaya, bahwa kita harus harus berusaha menjadi lebih baik setiap saat. Jangan pernah berfikir negatif, karena pikiran seperti itu hanya akan menyiksa rasa di jiwamu. Jangan membenci. Karena hati pembenci tak akan pernah damai.

Hari demi hari saya jalani. Saya berusaha untuk tidak menyerah. Selalu tabah menjalani hari demi hari.

Hingga kemudian, saya berkesempatan mengenal lebih dalam tentang serikat pekerja. Banyak pelajaran yang saya dapat dari serikat. Berbagai seminar yang saya ikuti menambah wawasan saya sebagai seorang buruh.

Tidak tahu mengapa mbak Beni menyuruh saya menjadi member bironya di Bidang 5, Bidang Pemberdaan Perempuan. Awalnya saya bingung. Sebelum akhirnya saya mendapat jawaban, bahwa saya direkrut karena saya masih muda. Ibarat bunga, masih mekar – mekarnya. Saya tersanjung dibuatnya.

Tanpa berpikir panjang, saya bersedia. Karena mungkin ini jalan untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Apalagi kegiatan seperti ini bisa mengisi waktu luang. Daripada saya mennganggur dan kosong tanpa kegiatan.

Tentu saja, saya selalu mencoba untuk tampil percaya diri. Meskipun saya termasuk yang paling kecil. Mungkin juga yang paling tidak tahu apa-apa tentang perserikatan. Tetapi saya tidak berkecil hati, namanya juga masih belajar.

Sebelum menjadi member Biro Bidang 5, saya seorang pleno. Saya menjadi pleno sejak masih dua bulan bekerja. Bahkan ruang Sekretariat PUK pun saya tidak tahu dimana tempatnya. Hingga akhirnya saya di antar leader saya ke sekretariat PUK.

Saya bingung pada saat itu. Kok saya memakai seragam white black sendiri ya? Sedangkan yang lain memakai seragam SAI. Bahkan saya tahu ada yang menjabat seorang leader.

Bulan September, tepatnya tanggal 4 tahun 2016, saya diminta menjadi MC dalam sebuah kegiatan. Jujur ini pertama kalinya aku menjadi MC. Setelah itu, saya kembali diminta menjadi MC. Pengalaman demi pengalaman yang saya syukuri.

Seminggu sekali, ketika shift malam, tepatnya di hari Kamis, biasanya kami makan–makan pulang kerja. Satu line makan satu bungkus nasi yang telah di masakain para leader tertentu. Jika nasinya banyak, yang disisihkan satu line bisa makan tiga bungkus. Tentu saja enak. Karena gratis, he he he…

Dulu, setiap hari Jumat entah masuk malam atau pagi, sebelum bekerja pasti senam gojigo. Sekarang sudah diganti dengan yel – yel SAI dengan gerakan – gerakan yang di ciptakan orang SAI sendiri.

Hingga kemudian, tanggal 24 September 2016, saya diminta ikut dalam Training Media yang diselenggarakan PUK SPAMK FSPMI PT SAI. Kebetulan saya masuk malam. Jadi saya ngantuk berat. Paginya pas materi disampaikan, saya banyak diam karena kelelahan. Bahkan baju yang saya pakai pun asal-asalan. Sempat tidak percaya diri ketika berfoto bersama teman – teman.

Namun demikian, ilmu yang disampaikan pada hari itu juga banyak dan bermanfaat. Teman-teman yang mengikuti pelatihan ini juga asyik. Sehingga tak perlu sungkan untuk berbicara dan bertanya.

Malam harinya, saya lembur untuk menyelesaikan tugas menulis. Tetapi apalah daya, saya tidak bisa menyelesaikan malam itu. Sehingga harus saya lanjutkan keesokan paginya.

Entah bagus atau tidak yang saya tulis, saya tidak peduli.

Dan inilah hasilnya. Pengalaman saya, satu tahun menjadi seorang buruh.

Tentang Penulis:
Nama lengkapnya Pipit Kusuma Dewi. Dia lagir Ngawi, tanggal 11 Mei 1997