Tangerang, KPonline – Sekretaris Jenderal Partai Buruh Ferri Nuzarli yang hadir dalam agenda road show Konsolidasi Akbar Partai Buruh di RM. Remaja Kuring, Jatiuwung, Kota Tangerang, Senin (24/01/2022), turut memberikan pandangan dan memaparkan peran Partai Buruh sebagai alternatif ke dua bagi buruh.
Menurut Ferri, Hak Azasi Manusia (HAM) yang dijamin oleh UUD 1945 pada pasal 28E ayat (3) menerangkan setiap orang berhak untuk berserikat, berkumpul dan mengemukakan pendapat.
“HAM yang sudah diatur di UUD 1945, mencakup UU yang sejalan antara UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan UU No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Tujuan Partai Buruh, bercita-cita memperjuangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menciptakan negara yang sejahtera,” paparnya.
Berdasarkan data peta kepengurusan Partai Buruh se-Indonesia, Partai buruh sudah merambah di 34 Provinsi, 514 Kabupaten/Kota, 3.629 Kecamatan.
“Data kepengurusan Partai Buruh, sudah ada 3.629 kecamatan dan artinya sudah mencapai 50% dari seluruh kecamatan,” jelas Ferri.
Strategi Pemenangan Partai Buruh menggunakan sistem 6K 1W, yaitu Kesadaran Klas Pekerja, Kepengurusan Kuat, Kelulusan Verifikasi KPU, Keterpilihan Wakil Rakyat, Kemenangan Partai Buruh, Keberpihakan Pada Rakyat dan Welfare State.
Di tempat yang sama, Presiden Partai Buruh Said Iqbal menjelaskan bahwa buruh itu wajib berpolitik. Menurutnya, banyak oknum yang menfaatkan situasi agar buruh itu tidak berpolitik.
“Siapa yang berhadapan dengan klas pemodal, agar semua rakyat sejahtera, keseimbangan negara memenuhi kebutuhan rakyat, jaminan sosial yaitu klas pekerja. Dan itu kamu, kaum buruh. We are the working class,” tegas Iqbal.
Di akhir pemaparan Konsolidasi Ideologinya, Iqbal meminta kepada semua pimpinan buruh yang tergabung dalam Partai Buruh untuk menggerakan semua PUK.
“Ayo, semua pimpinan ajak anggota, gerakan PUK, saatnya kembali ke rumah sendiri, jika ia tidak mau, perlu ditanya siapa dia. Inilah waktunya, inilah saatnya, kita wujudkan negara sejahtera, sudahlah dengan janji-janji, sudahilah kesengsaraan kita,” kata dia.
“Satu cara mengalahkan pemilik modal, cuma satu yaitu menguatkan dengan jaringan. Ingat, pulang dari sini langsung gerak,” pungkas Iqbal.