Perusahaan Gunakan Bahasa Spiritual, Bisa Lemahkan Posisi Pekerja?

Perusahaan Gunakan Bahasa Spiritual, Bisa Lemahkan Posisi Pekerja?

Bekasi, KPonline – Viral sebuah unggahan di media sosial yang menampakkan bagaimana perusahaan menggunakan kalimat-kalimat spiritual religius kepada pekerja dan sudah beberapa kali diunggah oleh beberapa akun Facebook dan mendapatkan ribuan komentar.

Tampak sebuah gambar seperti hasil tangkapan layar dari video media sosial dalam suasana pembekalan kepada karyawan yang menghadap layar presentasi power point di bagian belakang seragam yang dikenakan salah satu peserta.

“Kalau kinerja kita 10 juta tapi gaji 5 juta konon sisanya bakal dikasih dalam bentuk lain (kesehatan, waktu luang, lingkungan positif, dll).”

“Kalau kinerja kita hanya lima juta tapi gaji 10 juta maka kelebihan 5 juta nya bakal diambil dengan cara tak terduga (sakit, kehilangan, ditipu, dll).”

Demikian 2 kalimat yang terbaca dengan huruf berwarna putih dengan latar belakang berwarna gelap di sudut kanan bawah layar presentasi.

Selain itu juga terdapat potongan kalimat yang bisa dipastikan lengkapnya “Bekerja Sebagai IBADAH” yang sepertinya menjadi judul utama pada lembar presentasi tersebut karena posisinya berada di paling atas.

Tidak bisa dipungkiri kalimat-kalimat spiritual religius seperti ini dijadikan alat untuk membuat pekerja tidak menuntut macam-macam apalagi jelas sekali pada gambar tersebut menjelaskan beberapa pekerja minimarket berskala nasional sedang duduk rapi menghadap ke depan layaknya di dalam ruangan kelas sedang belajar.

Kalimat atau kata-kata spiritual religius seperti ini tidak bisa dilepaskan dari rangkaian kalimat lain yang bisa dipastikan digunakan untuk tujuan serupa oleh pihak perusahaan terhadap pekerjanya seperti halnya penggunaan kata “bersyukur” dan “jangan mengeluh.”

Lalu kira-kira bagaimana kondisi pekerjanya di perusahaan tersebut yang upahnya lebih dari 10 juta ya? Jangan-jangan mereka banyak yang mengalami masalah seperti sakit, kehilangan, ditipu, dan lain-lain.

Diyakini juga sumber pertama pemilik gambar atau video tersebut sengaja diunggah ke media sosial untuk mendapatkan tanggapan bagi siapa saja yang melihatnya. (Deddy Chandra)