Pemerintah Tak Peduli Bayi Ryuji, Hari Ini Wartawan Surati Presiden Jokowi

Ryuji Marhaenis Kaizan (5 bulan) bayi penderita Atresia Bilier (kelainan fungsi hati)

Jakarta, KPonline – Pemerintah dinilai tidak peduli dengan bayi penderita Atresia Bilier (kelainan fungsi hati), karena Badan Pelaksana Jasa Sosial (BPJS) Kesehatan ternyata tidak bisa menanggung seluruh biaya Bayi Ryuji. Oleh sebab itu, besok Selasa (10/2) jurnalis yang bergabung dengan Poros Wartawan Jakarta (PWJ) akan menyurati Presiden Jokowi.
“Surat yang dikirimkan kepada Presiden Jokowi ini merupakan bagian dari perjuangan kami untuk menolong bayi Ryuji yang penderita penyakit kelainan fungsi hati namun tidak di-cover BPJS Kesehatan,” kata Rani Sanjaya, Kepala Divisi Advokasi Poros Wartawan Jakarta (PWJ), di Jakarta, Senin (9/2).

Ryuji Marhaenis Kaizan (5 bulan) bayi penderita Atresia Bilier (kelainan fungsi hati)
Ryuji Marhaenis Kaizan (5 bulan) bayi penderita Atresia Bilier (kelainan fungsi hati)

Menurut Rani, pihaknya akan mendesak Jokowi agar bisa menolong rakyatnya yang sakit. Kalau memang BPJS tidak bisa meng-cover kesehatan semestinya pemerintah turun tangan. “Negara harus bersikap, jangan biarkan warga negaranya dibiarkan mati sia-sia. Kami mengharapkan pemerintahan Jokowi peduli soal ini,” kata Rani.
Seperti diketahui, Ryuji Marhaenis Kaizan (5 bulan) saat ini membutuhkan biaya operasi Rp 1,2 miliar. Ryuji masih di rawat di RSCM Jakarta dan sejumlah wartawan melakukan aksi penggalangan dana #RecehforRyuji. Aksi sejumlah jurnalis dari berbagai media massa yang tergabung dalam Poros Wartawan Jakarta (PWJ) ini dilakukan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat Minggu (8/2).

Bacaan Lainnya

Aksi wartawan tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas pelayanan kesehatan yang dirasakan belum dipenuhi secara maksimal oleh negara pada masyrakat kecil. Termasuk Ryuji, putra pasangan Feri Yunizar (31) dan Lutfianti (29) warga Pondok Raji, Tangerang Selatan, Banten yang sejak lahir mengalami klainan fungsi hati.
Lutfianti pada 31 Agustus 2014 melahirkan Ryuji secara ceasar karena mengalami preklamsia dengan berat 2,75 kg dan panjang 46 cm. Beberapa minggu kemudian, Ryuji mengalami suhu badan tinggi sehingga sempat dirawat di RS Sari Asih, Ciputat dan dirujuk ke RS Fatmawati. Setelah dirawat dan menjalani tes laboratorium di rumah sakit, Ryuji didiagnosa terkena Colestesia. Begitu juga saat dirawat di RSUD Pasar Rebo kembali dokter mendiagnosa dengan penyakit serupa, dan langsung ia dirujuk ke RSCM.

Usai menjalani serangkaian tes laboratorium, Ryuji didiagnosa menderita kelainan fungsi hati. Dokter yang merawat menyarankan agar dilakukan operasi pencangkokan hati. Namun, betapa kaget Feri dan istrinya mendengar biaya operasi saja ternyata sebesar Rp 1,2 miliar, belum perawatan rawat inap dan obat-obatan lainnya. Biaya Rp 1,2 miliar itu untuk mendatangkan dokter dari Singapura atau Jepang, yang memang ahli menangani transplantasi hati.
Sebenarnya, keluarga Feri ini adalah peserta BPJS Kesehatan yang setiap bulannya membayar premi melalui kantor perusahaannya bekerja. “Tapi ternyata BPJS tidak menanggung semua biaya itu. Mereka hanya menjanjikan membayar Rp 250 juta, maksimal,” terang Feri yang ditemui dalam aksi tadi. Feri sendiri saat ini tetap melakukan lobi kepada BPJS, termasuk mengadukan nasibnya pada anggota DPR yang memang menangani masalah kesehatan.

– See more at: http://fastnewsindonesia.com/article/pemerintah-tak-peduli-bayi-ryuji-besok-wartawan-surati-presiden-jokowi#sthash.JRVYXouH.dpuf

Pos terkait