Menjadi Penentu Kebijakan

Resia Saptoni

KORANPERDJOEANGAN.COM – Sebelum bergabung dengan FSPMI,  Resia Saptoni menjadi anggota dari SPN. Perpindahan itu terjadi pada bulan Oktober, tahun 2007.  Tak disangka, perpindahannya membawanya pada posisi penting di organisasi FSPMI. Di serikat yang baru ini, Resia dipercaya menjadi anggota Dewan Pengupahan Kabupaten Karawang (2009-2013), Ketua PUK SPEE FSPMI PT. Sharp Semiconductor Indonesia (2010-2013), Sekretaris PC SPEE FSPMI Karawang (2011-2013), dan Sekretaris KC FSPMI Karawang (2013-Sekarang).

Perjuangannya didalam serikat memberikan hasil yang memuaskan. Dinikmati secara nyata oleh kaum buruh secara luas, khusus di Karawang. Pada tahun 2013, misalnya, Resia berhasil menggoalkan UMK Karawang Tahun 2013. Naik 68% dari tahun sebelumnya.  Resia mengakui, keberhasilan itu bukan semata-mata hasil perjuangannya. Namun sebagai anggota Dewan Pengupahan, ia memiliki peran strategis yang cukup menentukan.

Resia mengaku, keberhasilan menaikkan upah secara signifikan itu adalah pengalaman paling berkesan ketika berkecimpung dengan serikat buruh.

Kini, pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 2 September 1976 ini mendapatkan mandat dari organisasi untuk maju sebagai caleg dalam pemilu 2014. Ia didaulat untuk memperluas kiprahnya. Sama-sama sebagai anggota dewan. Tetapi kali ini bukan sebagai dewan pengupahan, tetapi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Karawang.

Resia maju melalui Partai Amanat Nasional dengan nomor urut 7. Jika Anda berdomisili di wilayah Tegalwaru, Pangkalan, Teluk Jambe Barat, Teluk Jambe Timur, Karawang Barat, dan Karawang Timur, bisa memilih Resia Saptoni dalam pemilu 9 April 2014 nanti.

Selain panggilan diri, Resia mengatakan, menjadi Caleg adalah  dorongan dari kawan-kawannya. Dan karena itulah, ia tak ingin mengecewakan orang-orang yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk maju. Orang-orang itu, tak lain dan tak bukan adalah kaum buruh. Khususnya yang berdomisili di Karawang.

“Buruh harus menjadi penentu dari kebijakan Negara,” kata Resia.

Kita tahu, semua aspek kehidupan didalam masyarakat ditentukan oleh kebijakan politik. Karena itulah, kita tidak boleh alpha dalam urusan politik. Buruh harus berpolitik. Ikut ambil bagian untuk menentukan kebijakan. Apalagi sekarang, FSPMI menyatakan bahwa gerakannya adalah gerakan pabrik ke publik. Hal itu harus dibaca sebagai: go politics.

Suami dari Ida Wati ini menegaskan komitmennya terhadap organisasi. Meskipun kelak  terpilih sebagai anggota legislatif, namun ia akan tetapi menjalankan apa yang telah digariskan oleh organisasi. Resia sadar, serikat buruh lah yang telah membesarkan namanya. Karena itu ia tak mungkin akan menjadi seperti kacang lupa pada kulitnya.

Kepada kaum buruh, Resia mengingatkan: “Hai kaum buruh, ingatlah bahwa kita adalah kaum buruh. Selayaknya kita patuh kepada pimpinan kita dalam segala hal demi mencapai kepentingan organisasi dan kesejahteraan.”

Berserikat adalah mengikat. Mengikat individu-individu. Mengikat semua pemikiran. Menyatukan langkah dalam segala perbedaan.

Jangan sampai organisasi hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Diatas pemikiran seperti itulah Resia berjanji untuk mendharma bhaktikan hidupnya jika terpilih nanti. Dan bahkan tidak hanya ketika terpilih. Karena faktanya, selama ini ia pun sudah berjuang bersama-sama dengan kaum buruh. Integritas dan komitmenya terhadap perjuangan kaum buruh sudah teruji.

Ayo menangkan Resia dalam pemilu 9 April 2014 nanti.

Kahar S. Cahyono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *