Surabaya, KPonline – Jamkeswatch yang diwakili oleh Muzahiddurahman dan Bobby Kristianto bersama relawan sosial lokal asal Lamongan dan Tuban, yakni Rendra (Babad Peduli), Novi, Riana (Hydrowarior), Lili (Apa Kabar Tuban), dan Ucok (Garda Metal Gresik) sepakat bersama sama untuk berangkat takziah ke kediaman Diana (17/03/2018).
Diana ( 2 bulan) meninggal dunia saat di rawat di salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya akibat menderita penyakit Hydrosefalus.
Sesampainya di rumah duka, yang lokasinya tidak jauh dari tempat wisata air terjun Nglirip Tuban yang eksotis tersebut, kedatangan para relawan di sambut baik dan hangat oleh keluarga besar Warsono, orang tua almarhumah.
Wajah tegar yang bercampur sedih tampak jelas dihadapan orang tua Diana. Saat menyambut kedatangan para pegiat sosial yang juga turut merasa kehilangan putri cantik asli Tuban tersebut, semua relawan yang datang pun langsung berusaha untuk menghibur kesedihan dan juga memberikan motivasi kepada keluarga.
Di kota Tuban sendiri, menurut data dari pejuang sosial Hydrowarior, mereka mengakui memang peran pemerintah setempat dalam mencegah virus penyakit ini sangat kurang. Mereka menganggap Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan setempat seharusnya sudah mulai melakukan penyuluhan dan sosialisasi tentang apa, kenapa dan bagaimana hydrosefalus ini bisa muncul dan semakin banyak terjadi di kota yang terkenal akan minuman toak dan legennya tersebut.
” Hydrosefalus ini memang salah satu penyakit yang meresahkan masyarakat, namun yang perlu diketahui bahwa hydrosefalus ini bukan termasuk penyakit yang menular, jadi mohon masyarakat semua mengetahui hal ini. Agar para penderita penyakit ini beserta keluarga penderita tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi baik secara verbal maupun mental, ataupun malah menjauhkan dan mengucilkan keberadaan kami, ” ujar Riana, yang juga salah satu pejuang Hydrowarior yang dimana sang putri beliau, Azza juga akhirnya bisa sehat dan sembuh akibat serangan penyakit tersebut.
Bobby – Sopir Ambulan Jamkes Watch.
