Bogor, KPOnline – Di hari pertama, materi disampaikan oleh Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz dalam Sekolah Kepemimpinan FSPMI Angkatan ke-5, mengenai Nilai-Nilai Dasar FSPMI, (07/02/2025).
Ada 6 dasar perjuangan FSPMI:
1. Prinsip Religius
2. Prinsip Demokrasi
3. Prinsip Nasional
4. Prinsip Solidaritas
5. Prinsip Kejujuran
6. Prinsip Kemandirian
– Prinsip Religius
Prinsip pertama adalah religius, tentunya itu sesuai dengan ajarannya masing-masing.
Prinsip ini berisi nilai-nilai dan ajaran agama yang diterapkan dalam praktik kepemimpinan. Akan berdampak terhadap perilaku yang ada, sesuai dengan ajaran agama.
– Prinsip Demokrasi
Riden mengatakan tentang demokrasi di FSPMI seperti apa?
Prinsip ini di FSPMI yaitu bicara dari hati ke hati, untuk perjuangan klas pekerja, bagaimana bersama untuk mencapai tujuan kesejahteraan.
– Prinsip Nasional
Dalam prinsip ini bukan hanya tentang sekup sektoral atau masing-masing bidang. Namun dalam prinsip nasional menyeluruh tentang perjuangan buruh lalu kemudian isu masyarakat.
Biasa dalam jargon “Dari Pabrik ke Publik”.
– Prinsip Solidaritas
Prinsip ini sudah melekat dengan FSPMI, makna dari prinsip ini menggerakkan anggota bahwa pentingnya bersolidaritas jika ada yang perlu dibantu dan support secara moral.
– Prinsip Kejujuran
Prinsip ini diartikan bahwa sebagai jujur terhadap apa yang diamanahkan kepada kita. Terutama dalam titik tertentu jujur terhadap jabatan saat ini.
– Prinsip Kemandirian
Prinsip kemandirian ditafsirkan posisisioner tidak bergantung terhadap yang lain.
Contoh nyata Check Of System atau iuran serikat pekerja FSPMI yang tersentral langsung ke DPP menjadikan FSPMI lebih mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain.
Selain prinsip dasar organisasi, ada juga budaya organisasi di FSPMI.
Tentang Budaya FSPMI yang harus di jaga. Lantas seperti apa?
1. Kekeluargaan
2. Mengedepankan Musyawarah untuk Mufakat
3. Satu Komando Satu Perjuangan
4. Saling Peduli dan Setia Kawan
5. Rela Berkorban
6. Taat instruksi
7. Hormat dan Sopan Santun terhadap senior
Inilah karakter FSPMI, Variabel inilah yang diterapkan di FSPMI sebagai bentuk konsistensi dalam setiap gerakan buruh.
Dalam closing statementnya, Riden mengatakan, “Sampai hari ini FSPMI masih utuh dan semua terukur, tentunya tugas kita adalah menjaga supaya ini tetap ada di generasi setelahnya.”
