Bogor, KPonline – Calon Presiden 01 Joko Widodo menuding saingannya Prabowo Subianto memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah. Bahkan disebut jumlahnya hingga ratusan ribu hektare.
Menurut data pemberitaan detikFinance, Prabowo melalui perusahaannya PT. Kaltim Nusantara Coal (KNC) memenangkan perebutan konsesi lahan tambang batubara seluas 10.000 hektare di Kutai Timur. Dia berebut dengan pihak asing Churchill Mining Plc asal Inggris.
Kuasa Hukum KNC Hotman Paris mengungkapkan pihaknya memenangkan gugatan hingga ke tingkat peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung.
“Sejak gugatan ditingkat pertama PTUN Samarinda, PTUN di Jakarta, Kasasi di MA hingga PK semua dimenangkan oleh Kaltim Nusantara Coal,” ujar Hotman ketika ditemui di Kantornya Gedung Summitmas Tower I Sudirman, Selasa (25/6/2013).
Dikatakan Hotman, atas kemenangan tersebut Kaltim Nusantara Coal berhak mengelola ‘harta karun’ di Kutai Timur tersebut.
“Mengapa saya sebut harta karun? karena nilai batu bara dari yang digugat oleh Churchill yakni mencapai US$ 1,8 miliar, uang sebanyak itu kalau dimiliki oleh orang Indonesia, dia akan menjadi seorang konglomerat terkaya di Indonesia,” ujar Hotman.
Lalu, Prabowo melalui perusahaannya Kertas Nusantara memiliki pabrik yang berlokasi di Mangkajang-Berau, Kalimantan Timur. Pabrik tersebut merupakan satu-satunya pabrik bubur kertas (pulp) yang terbesar di Asia Tenggara. Luas lokasi pabrik mencapai 3.400 ha.
Sekedar informasi, Capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menuding lawannya memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur. Jokowi mengatakan, Prabowo memiliki lahan seluas 220.000 hektare.
“Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan yang sangat luas di Kalimantan Timur. Sebesar 220.000 hektare,” kata Jokowi dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
“Jadi terkait dengan kepemilikan lahan itu, justru Pak Prabowo menurut saya menyelamatkan lahan itu atau usaha itu adalah usaha yang sudah bangkrut ada di BPPN. Jadi di BPPN badan apa sih dulu singkatannya itu, karena kita ada krisis kemudian itu dilelang oleh BPPN. Tahun 2000-an awal atau 1990-an. Pokoknya setelah krisis 1997-1998. Banyak aset-aset itu kemudian diambil alih oleh BPPN dilelang. Dan banyak yang jatuh ke tangan asing,” kata Fadli.
“Jadi kita bersyukur bahwa itu jatuh ke tangan Pak Prabowo melalui suatu proses lelang. Jadi Pak Prabowo justru menyelamatkan aset bangsa. Coba bayangkan yang tidak terselamatkan yang kemudian jatuh ke tangan asing,” imbuhnya. (detikcom)
Selain itu, Jokowi juga menyebutkan tudingan dalam acara debat capres pada Minggu, 17 Februari 2019, bahwa Prabowo memiliki lahan seluas 120.000 hektare di Aceh Tengah. Ia mengatakan bahwa pembagian lahan tersebut tidak dilakukan di era pemerintahannya.
“Juga di Aceh Tengah 120.000 hektare. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa pembagian-pembagian seperti ini tidak dilakukan masa pemerintahan saya,” ujar Jokowi.