Deli Serdang,KPonline -Willy Agus Utomo Ketua KSPI – FSPMI Sumut yang juga Kordinator Gerakan Buruh Bangkit (Gerbang Sumut) memaparkan lambatnya kinerja Disnaker Provinsi dan Jajaran UPT Pengawasan Ketenagakerjaan,
Tidak hanya itu, ia juga menuding banyak Oknum Disnaker dan Pengawas Ketenagakerjaan bermain mata dengan pengusaha, hal ini makin memperburuk dan memperlama penyelsaian kasus perburuhan yang kerap dilaporkan buruh ke Intansi Disnaker Tersebut.
Kata Willy, hari ini FSPMI Sumut membawa 10 Kasus Perburuhan yang sudah dilaporkan ke Disnaker setempat sebanyak 10 perusahaan, bahkan kasusnya sudah ada yang jalan 3 tahun tidak terselesaikan.
Adapun perusahaan pelanggar hak normatif dan melakukan PHK semena mena kata FSPMI yang diangkat dalam RDP adalah
PT. Perkebunan Sumatera Utara (PSU), PT Agung Agro Lestari, PT Bintang Mutiara Cemerlang, PT Nagali Semangat Jaya, PT Gas Cas Servis, PT Alam Laut Sejahtera, PT Tam Tama Mulia Abadi, PT Indomarco Adi Prima, PT Asahan Crup Ruber , PT Sumatera Timberindo Industri dan kasus tenggelamnya kapal KM Mega Top III di Sibolga.
Dari semua kasus itu sudah diatas 1 dan paling lama 3 Tahun.
Willy meminta Disnaker Sumut dan UPT segera menyelesaikan kasus kasus tersebut dan DPRD melakukan Pengawasannya.
Contoh, PT PSU merupakan perusahaan BUMD milik Pemropsumut, jelas sudah ada anjuran dari pemerintah dalam hal ini mediator Disnaker Sumut agar membayar uang pesangon kepada 2 orang buruhnya, tapi hingga saat ini tidak mau membayar. Kasus ini bergulir sejak November 2017
Begitu juga PT Indomarco Adi Prima, perusahaan dengan semena mena melakukan PHK terhadap 37 orang buruhnya tanpa aturan, hal ini sudah berlangsung sejak November 2019
Terakhir kasus terbaru, dimana sebanyak 5 orang buruh perempuan di PT Sumatera Timberindo Industri, di kecamatan Tanjung Morawa.
Semua tidak ada penanganan serius dari disnaker,
Jika tidak di selesaikan kita akan buat aksi menginap di DPRD Sumut dan Kantor Disnaker Sumut
