Era Mobil Listrik Datang, 84,000 Buruh Otomotif Terancam PHK

Jakarta,KPonline – Masa depan industri komponen mesin mobil konvensional tampak suram. Penyebabnya adalah pergeseran cepat ke mobil listrik. Bahkan diprediksi bisa mengancam hilangnya ratusan ribu pekerjaan. Mengutip Nikkei, di Jepang sendiri kurang lebih ada 84.000 orang yang bakal kehilangan pekerjaan, sampai 2050.

Angka tersebut kurang lebih sebesar 5 persen dari total 686.000 pekerjaan di sektor produksi suku cadang mobil, kata Grup Konsultan Arthur D. Little Japan.

Bacaan Lainnya

Diketahui banyak negara, memang sudah memberlakukan kebijakan pembatasan penjualan mobil konvensional, bahkan mematok kuota wajib pabrikan untuk memproduksi mobil listrik.

Seperti Jepang salah satunya yang sedang menggodok regulasi tersebut. Mereka berencana menyetop penjualan mobil ICE di dalam negerinya pada 2030.

Baru ini saja, Honda terendus sudah menawarkan pensiun dini untuk 2.000 pekerja mereka, seiring upaya pabrikan untuk beralih ke kendaraan berbasis listrik.

Jumlah tersebut mewakili sekitar 5 persen dari total karyawan. Honda sebelumnya pada April lalu mengatakan, pada 2040 sudah tak lagi melahirkan mobil konvensional.

Semua mobil baru mereka akan menjadi mobil listrik (EV) dan kendaraan fuel-cell, berefek pada menurunnya kebutuhan akan suku cadang mesin konvensional.

Parahnya lagi di Jerman yang mulai melakukan pemangkasan pekerjaan. Setidaknya 215.000 pekerjaan akan terpengaruh sampai 2030, menurut survei oleh Ifo Institute for Economic Research, yang berkantor pusat di Munich. Di sana Ada total 613.000 pekerjaan yang terkait dengan mesin pembakaran internal (ICE) pada 2019. Artinya hampir 40 persen pekerja yang akan di PHK.

Bagaimana tidak, untuk memproduksi satu mesin mobil ICE dibutuhkan 10 orang, sementara motor listrik hanya 1 orang saja. Dan mobil dengan mesin konvensional membutuhkan sekitar 30.000 komponen, dan EV hanya setengahnya.

Sementara Penjualan mobil listrik Indonesia diprediksi meningkat di masa depan. Harga baterai yang semakin murah menjadi salah satu faktor penentu. Berdasarkan proyeksi Perusahaan Listrik Negara (PLN), penjualan mobil listik akan mencapai 16 ribu unit pada 2025 dan 65 ribu unit pada 2030.

Jumlah tersebut meningkat signifikan dibanding realisasi penjualan 2020 yang mencatatkan angka 127 unit Salah satu pendukung melesatnya penjualan mobil listrik beberapa tahun mendatang adalah harga baterai yang semakin murah.

Berdasarkan data Tim Percepatan Pengembangan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Indonesia, sebesar 35 persen biaya produksi kendaraan listrik dipengaruhi biaya baterai. Sehingga dengan turunnya harga baterai, harga mobil listrik juga semakin terjangkau.

Saat ini model mobil listrik yang masuk ke Indonesia memang kebanyakan masuk kategori kelas atas. Sehingga banderolnya, termurah pun masih di kisaran Rp 600 juta. Selain memastikan harga kendaraan listrik terjangkau, pengembangan kendaraan listrik perlu diiringi dengan pembangunan industri dalam negeri. Selain itu, infrastruktur pengisian daya juga penting disiapkan untuk mendukung

Pos terkait