Diskusi Pengupahan, Sudah Layakkah Upahmu Ataukah Sekedar Formalitas?

Mojokerto, KPonline – Untuk membedah sistem pengupahan yang layak dan tidak sekedar formalitas. Pimpinan Unit Kerja PT. Surabaya Automotif Indonesia (SAI) bekerjasama dengan Pimpinan Cabang (PC) SPAMK FSPMI Kabupaten Mojokerto menggelar diskusi pengupahan dengan mengusung tema, “Struktur Skala Upah Wujudkan Upah Berkeadilan” di Samudra Ballroom Lynn hotel Mojokerto, Minggu (19/02/2023).

Adapun narasumber dan pemateri yang dihadirkan adalah dari bidang pendidikan Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Automotif Mobil Komponen (PP SPAMK) FSPMI yaitu Khaerul Bakhri, S.T, M.M dan Marupi, S. Pd. Tidak kurang 50 orang menjadi peserta dalam acara ini, yang terdiri dari anggota PUK SPAMK FSPMI PT. SAI, baik dari pengurus inti, seksi, pleno, Garda Metal dan lainnya. Turut hadiri juga perwakilan dari PC Serikat Pekerja Aneka Industri, PC Serikat Pekerja Elektronik Elektrik, dan PC Serikat Pekerja Logam.

Bacaan Lainnya

Ketua PUK PT. SAI, Reo Garcia Subagyo dalam sambutannya saat membuka acara, menekankan pentingnya memahami tentang sistem pengupahan.

“Filosofinya, orang bekerja itu untuk mendapatkan upah yang sesuai dengan usahanya. Kami berharap, setelah belajar terkait struktur skala upah rekan-rekan mengetahui sistem pengupahan yang saat ini berjalan di tempat kerja agar tidak menjadi budak pekerjaan”, pesannya.

Reo juga menegaskan, bahwa yang namanya upah berkeadilan itu tidak harus sama, ada struktur ada skala dan ada range sesuai ukurannya. Ia memotivasi para peserta agar lebih semangat dalam menimba ilmu untuk kehidupan yang lebih baik.

Sambutan kedua disampaikan oleh Taryono selaku ketua PC AMK FSPMI Kabupaten Mojokerto. Ia mengapresiasi semua pihak yang sudah berpartisipasi dan berkontribusi, demi terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap kerjasama ini semakin ditingkatkan dan ilmu yang didapatkan dalap diterapkan tidak hanya bagi peserta namun juga para undangan dari perwakilan sektor yang hadir.

Sebelum acara dimulai, seperti biasa mewakili SC, Gatot mengajak seluruh peserta untuk mendoakan para pejuang buruh yg sudah mendahului. Tercatat yang beliau sebutkan diantaranya ada almarhum baris Silitonga selaku pangkornas Garda Metal, kemudian almarhum Khamim Thohari selaku pengurus DPW Jawa timur saat itu, bahkan dari PUK SAI juga kehilangan bung Suja’i. Serta mendoakan semoga pengurus saat ini diberikan kekuatan dan keistiqomahan dalam berjuang untuk kepentingan kaum buruh.

Di moderator oleh Hasyim Muarifin, pemateri pertama diserahkan ke Marupi. Dalam sesi perkenalan, ia mengenang bahwa kira-kira di tahun 2016, Marupi pernah mampir di Mojokerto untuk belajar TOT sistem pengupahan bersama Muchlissin yang saat itu menjadi ketua PUK SAI dan Ardian. Tidak terasa dari pendidikan tersebut, ia dapat mengaplikasikan ilmunya, sehingga sekarang diberikan amanah sebagai bidang pendidikan di PP SPAMK pusat. Kali ini ia membawa materi berjudul “Menyusun struktur dan skala upah”. Di mulai dari dasar hukumnya, pengertian, kewajiban, sanksi dan seterusnya.

Menutup materinya, Marupi mengingatkan bahwa struktur skala upah wajib diperjuangkan dan dijalankan. Selain sebagai bentuk kesejahteraan yang layak juga sebagai bentuk keadilan. Jangan sampai, pekerja terjebak hanya memperjuangkan upah minimum yang sebenarnya diperuntukkan bagi pekerja lajang, non skill dan masa kerja kurang dari 1 tahun.

Menyambung materi sebelumnya, materi selanjutnya di isi oleh Khaerul Bakri yang mengupas tentang “Perjuangan upah”. Apakah upah yang diberikan kepada karyawan sekarang sudah sesuai dengan struktur skala upah? ataukah hanya formalitas?.

“Jangan pernah takut terhadap perubahan, dan jangan pernah enggan untuk pembaharuan”, Ucap Khaerul memberikan catatan.

Ia juga mengingatkan pentingnya sadar berserikat, bahwa Serikat Pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja, baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Seiring perubahan sistem ketenagakerjaan, banyak pekerja yang lupa tentang marwah Serikat Pekerja.
Ia juga mengutip prinsip Ki Hajar Dewantara dalam perjuangan, yaitu ikhlas, sabar, dan konsisten. Ikhlas mencurahkan isi kepala dan kemampuan untuk serikat pekerja, sabar dalam menghadapi segala persoalan-persoalan yang ada, serta tetap konsisten dijalan perjuangan.

“Dalam perjuangan, kita wajib meneladani Rosulullah Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau, Khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi manusia lain,” tuturnya sambil memberitahu tausiyah.

Dalam sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan diajukan peserta yang menunjukkan antusias mereka hingga akhir acara. Acara ditutup dengan Kesan dan pesan dari salah satu peserta acara yang disampaikan oleh Ardian Safendra.

“Seorang pemimpin harus siap untuk dipimpin, ilmu bisa didapat dari mana saja. Jangan lihat siapa yang mengucapkan tapi lihatlah apa yang diucapkan. Dalam mencari ilmu kita harus siap mengosongkan gelas, terimakasih untuk pemateri karena mengingatkan kembali tentang cara menghitung skala upah yang benar, dan ilmunya sangat bermanfaat”. Pungkas Ardian yang juga Ketua Konsulat Cabang FSPMI Kabupaten Mojokerto ini.

Muc – Puji

Pos terkait