Daya Beli Turun, Ramayana Tutup Supermarketnya

Jakarta,KPonline- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk dikabarkan akan menutup delapan toko supermarket yang terdapat di sejumlah daerah di Indonesia pada 28 Agustus 2017. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Keuangan dan Accounting Ramayana, Suryanto.

Suryanto mengatakan, bisnis supermarket terus merugi sejak 2014 ketika pelemahan daya beli masyarakat mulai tampak. Pihaknya sempat berencana untuk memisahkan bisnis supermarket dan department store. Hal itu diharapkan dapat mengerek kinerja lini supermarket.

Bacaan Lainnya

“Masalah spin off masih kami kaji artinya belum kami putuskan kapan spin off ini. Tapi begitu kami kaji visible akan kami lakukan spin off ini,” ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, 9 Agustus 2017

Ekonom peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan 50 persen daya beli adalah untuk konsumsi rumah tangga. Dan ini terkait upah.

“Jika upah di Indonesia baik Pemerintah bisa bilang dibanding Anda ekspor, disini upahnya masih besar. Karena konsumsi masih tinggi. Masyarakat memiliki kemampuan untuk membeli.” ungkapnya.

Senada dengan Bhima, Presiden FSPMI Said Iqbal menegaskan bahwa kaum buruh tidak akan berhenti memperjuangkan kenaikan upah. Salah satunya adalah dengan memperjuangkan agar PP 78/2015 segera dicabut. Karena terbukti, dengan adanya PP 78/2015, kenaikan upah di Indonesia menjadi rendah karena hanya dibatasi berdasarkan inflansi dan pertumbuhan ekonomi.

Buruh tidak perlu menunggu akhir tahun 2017 untuk memperjuangkan kenaikan upah pada tahun 2018 nanti. Hal ini dibuktikan oleh FSPMI, baru memasuki awal tahun, serikat pekerja yang menjadi afiliasi dari KSPI ini sudah bicara bagaimana kenaikan upah buruh Indonesia pada tahun 2018 nanti.(ete)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *