Purwakarta, KPonline – Pertengahan Juli 2025, buruh Jawa Barat bersiap menggelar aksi demonstrasi di Gedung Sate, Bandung, Jawa-Barat sebagai refleksi atas 100 hari kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi, yang kini memasuki bulan kelima.
Aksi ini, seperti disampaikan Suparno, Ketua DPW FSPMI dan Exco Partai Buruh Jawa Barat, bukanlah bentuk konfrontasi, melainkan ungkapan cinta dan tanggung jawab moral dari buruh yang telah berjuang keras mengusung Dedi Mulyadi melalui Partai Buruh.
Buruh mengharapkan Dedi tidak hanya fokus mengejar popularitas di media sosial, tetapi juga segera melahirkan Pergub-pergub serta mampu mengoptimalkan kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menangani isu-isu ketenagakerjaan, jaminan kesehatan, dan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.
Senada dengan yang disampaikan Suparno, Wahyu Hidayat, aktivis buruh dan pendiri Spirit Binokasih, mengibaratkan aksi ini sebagai pengingat bagi sopir bus yang mengemudi dengan penuh semangat, hadirkan orkestrasi “telolet” yang memukau namun perlu sesekali injak rem atau berhenti di rest area untuk memastikan kenyamanan penumpang. Buruh mengapresiasi gebrakan Dedi yang turun langsung ke lapangan, memberikan contoh kepemimpinan yang responsif dan inspiratif. Namun, mereka mendesak solusi konkret untuk sejumlah isu krusial.
Wahyu berharap gubernur dapat memberikan solusi untuk Kendala komunikasi dan partisipatif buruh dengan melahirkan bukan hanya surat edaran tapi pergub-pergub khususnya terkait ketenagakerjaan serta jaminan Percepatan Universal Health Coverage (UHC) di 12 kabupaten/kota di Jawa Barat yang hingga kini belum terjangkau, padahal jaminan kesehatan adalah hak dasar pekerja.
Wahyu juga menyoroti masalah legalitas Upah Minimum Sektoral (UMSK) di Purwakarta dan Subang yang mengalami degradasi nilai secara konstitusional. Meskipun negosiasi bipartit telah membantu meredakan beberapa konflik, ketegasan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memastikan keadilan upah.
Aksi ini adalah panggilan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat untuk bersikap proaktif sebagai implementasi spirit Binokasih: silih asah, silih asih, silih asuh. Buruh bukan hanya menuntut, tetapi juga menawarkan kerja sama untuk membangun provinsi yang lebih baik.
Masyarakat diajak mendukung melalui berbagai cara, seperti menyuarakan aspirasi di media sosial, menghadiri diskusi publik, atau mendesak DPRD setempat untuk mendukung kebijakan pro-kerakyatan. Dedi Mulyadi, sebagai pemimpin yang diharapkan membawa Jawa Barat menuju provinsi yang unggul, bermartabat, dan sejahtera, Jawa Barat Istimewa diharapkan dapat mendengar dan menindaklanjuti aspirasi ini.
Perjuangan buruh adalah cerminan perjuangan rakyat untuk keadilan dan kesejahteraan. Tantangan memang besar, dan perjalanan menuju Jawa Barat yang ideal tidaklah instan. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, buruh, dan masyarakat, visi tersebut dapat diwujudkan.