Buruh Bekasi Nyalakan Api Perlawanan Melalui Rapat Akbar

Bekasi, KPonline – Selasa (23/1/2018) kantor Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten/Kota Bekasi lebih ramai dari biasanya. Bisa kita lihat dari areal parkir sampai membludak ke bahu jalan raya dan halaman perumahan warga sekitar.

Hal itu terjadi akibat banyaknya aktivis FSPMI yang menghadiri rapat akbar untuk membahas terkait penetapan Upah Minimum Sektoral dan Kunjungan Kerja Dewan Pimpinan Pusat FSPMI.

Bacaan Lainnya

Banyak Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Anggota (SPA) yang diwakili oleh Ketua dan Sekretarisnya yang menghadiri agenda tersebut. Dengan banyaknya peserta yang hadir dan terbatasnya ruangan yang ada, akhirnya agenda diatas dibagi dua sesi.

Sesi Pertama pukul 10.00-12.30 WIB untuk PUK SPAMK dan SPL dan sesi kedua pukul 13.30 – 15.30 WIB untuk PUK SPEE dan SPAI.

Tidak mau kalah dengan PUK, para Pimpinan dari tingkat Cabang sampai Pusat pun turut hadir. Nampak hadir Said Iqbal (Presiden FSPMI), Obon Tabroni (Deputi Presiden FSPMI), Riden Hatam Aziz (Sekretaris Jenderal FSPMI), Nurcholik (Sekretaris Umum PP SPL), Yudi Winarno dan Bung Slamet (Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP SPEE), Nurulhuda (Dewan Pengupahan Provinsi  Jawa Barat) dan pengurus PC SPA FSPMI Bekasi.

Obon Tabroni dalam sambutannya menyampaikan bahwa ketika kita berada dalam kegelapan, sudahlah jangan mengutuk kegelapan. Lebih baik segera kita menyalakan lilin.

”Kejadian di Bekasi seperti, janganlah kita saling menyalahkan. Stop saling mencaci maki dan stop saling membully di medsos. Itu tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik kita fokus mencari solusi,” nasihat bang Obon Tabroni.

Di lain kesempatan, Sabilah Rosyad juga mengatakan, bahwa di Jawa Barat ada 725 PUK. Rasanya tidak sulit untuk mengumpulkan massa sampai 5.000 untuk mengawal penetapan UMSK, karena Dewan Pengupahan membutuhkan support dari teman-teman semua.

Riden Hatam Azis, beliau menyampaikan program kerja organisasi jangka pendek yaitu dalam rangka HUT FSPMI ke 19 setiap PUK mengibarkan bendera FSPMI dan banner di setiap perusahaan dan tanggal 6 Februari 2018 aksi di Istana Negara peserta dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Serta untuk penyeragaman baju, DPP FSPMI mengintruksikan agar PUK-PUK membuat seragam baju untuk kegiatan organisasi.

Tibalah waktu yang dinanti-nanti oleh peserta Konsolidasi, yaitu orasi Bung Said Iqbal, Presiden FSPMI.

“Hari ini kita bertemu dalam rangka Konsolidasi. FSPMI lahir untuk terus berjuang. Melawan dan tidak kompromi, itulah doktrin FSPMI dari dulu,” kata Said Iqbal.

Menurutnya, Kabupaten Bekasi dan Provinsi Jawa Barat saat ini sudah mulai berkompromi dengan pihak pemerintah dan asosiasi Pengusaha. Apakah nasib anda berubah signifikan dengan kompromi?

Menurut Said Iqbal, dulu Bekasi adalah pembawa perubahan gerakan buruh. Dan pembawa perubahan dimulai dari segelintir orang.

Seperti halnya Islam dengan Rosulullah SAW dan empat Sahabatnya. Masa gara-gara Apindo tidak mau berunding, anda mau kompromi. Kalau anda tidak mau berjuang, jangan bergabung dengan FSPMI. Magnetudo pergerakan buruh ada di Bekasi. Sipkan perlawanan !

“Perjuangkan UMSK ditetapkan ahir Januari 2018 dan tanggal 6 Februari 2018 bertepatan dengan HUT FSPMI aksi ke Istana Negara serta Siapkan massa sebanyak-banyaknya untuk Aksi Mayday 2018,” ujar Said Iqbal berapi-api.

Pos terkait