Air Mati Berlarut-Larut di Batam, Partai Buruh Desak Pemerintah Batam Kerja Serius

Batam,KPonline – Buruh dari berbagai organisasi di Batam, Kepulauan Riau hari ini (20/6) kembali turun ke jalan untuk menggelar aksi unjuk rasa.

Dalam salah satu tuntutannya buruh menyerukan agar pemerintah kota Batam dan BP Batam serius dalam menangani masalah air di Batam.

Ketua Exco Partai Buruh Kepulauan Riau yang juga wakil ketua Umum SPEE FSPMI mengatakan bahwa persoalan air bersih yang terjadi di wilayah Kota Batam, cukup menyengsarakan warga Kota Batam, mengingat seringnya mengalami gangguan

“Masalah air menahun tanpa solusi, bahkan membuat warga lebih menderita, karena memikirkan gangguan suplai air bersih” Ungkapnya

Menurutnya Banyak warga mencoba mencari alternatif sendiri untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Mulai dari membeli tandon untuk menampung air bersih hingga begadang di malam hari untuk menampung air bersih

“Bahkan ada warga Tanjunguncang yang meninggal dunia karena terus begadang utnuk menampung air bersih hingga larut malam” Ungkapnya

Oleh karena itu, ia meminta kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam serta Pemerintah Kota Batam untuk benar-bener memperhatikan.

“Warga seharusnya mendapatkan hak mereka yaitu air bersih” Pungkasnya

Alfitoni – Ketua Exco Partai Buruh Kepri

Terpisah wali Kota Batam, Muhammad Rudi merespon tentang keluhan masyarakat terkait dengan suplai air bersih yang terjadi di beberapa wilayah. Ditegaskannya bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat.

“Sampaikan kepada masyarakat, Haji Muhammad Rudi tidak akan pernah lepas tangungjawab dari masalah air ini,” kata Rudi di Aula Kampus Unrika, Minggu (18/6/2023).

Rudi yang juga sebagai Kepala BP Batam, menyampaikan bahwa pihaknya sudah memiliki program perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan air di Kota Batam. Dan hal itu menurutnya sudah dimulai secara bertahap.

Dijelaskannya bahwa instalasi pipa air bersih di Batam dibangun pada tahun 1995, itu artinya sudah 28 tahun yang lalu. Dan sejak mulai dibangun, sama sekali belum pernah dilakukan peremajaan.

“Waktu itu penduduk di Kota Batam masih 200 ribu, sedangkan sekarang sudah 1,3 juta. Karena itu, instalasi pipa ini perlu kita tingkatkan lagi,” ujarnya.

Untuk menyelesaikan semua instalasi pipa utama maupun pipa ke rumah warga, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 4 sampai Rp 5 triliun. Belum lagi, peningkatan instalasi pengelolaannya di waduk-waduk.

“Tapi saya pastikan sampai saat ini tidak akan ada kenaikan. Jadi Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir,” ujarnya. (et)