Ada Upacara Bendera di Rapimnas FSPMI

Bogor, KPonline – Suara sirine meraung-raung tepat pukul 04:30 WIB, terdengar sangat jelas seakan-akan tepat berada didepan telinga. Mengejutkan ratusan peserta Rapat Pimpinan Nasional FSPMI yang sedang tertidur lelap. Membangunkan semua mahluk hidup yang berada di seputaran Padepokan Garuda Yaksa, Bukit Hambalang, Bogor.

Satu persatu peserta Rapat Pimpinan Nasional FSPMI bangun dan merapikan alas tidur dan tenda, dimana mereka beristirahat setelah melaksanakan sidang Rapat Pimpinan Nasional di hari pertama. Rasa lelah yang menerpa hampir seluruh peserta Rapimnas FSPMI, tidak menyurutkan langkah kaki mereka untuk segera menuju tempat pemandian. Meskipun rasa dingin yang menggigit kulit, semangat para pimpinan FSPMI tidak berkurang sedikit pun.

Bacaan Lainnya

Tak lama berselang, kumandang adzan Subuh pun terdengar dari balik bukit Hambalang. Secara berjamaah, para peserta Rapimnas FSPMI melaksanakan sholat Subuh berjamaah di tenda-tenda dan tempat yang telah ditentukan. Beberapa orang peserta nampak menggigil kedinginan, karena memang hawa dingin yang cukup menusuk.

Waktu menunjukan pukul 05:30 WIB, ratusan perempuan sudah mulai bersiap-siap untuk melaksanakan senam pagi secara bersama-sama. Bahkan tidak ketinggalan pula, Said Iqbal selaku Presiden FSPMI beserta jajaran Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, dan seluruh peserta Rapimnas FSPMI mulai menggoyangkan badan. Senam pagi ini diiringi lagu Goyang Dua Jari yang cukup populer bagi sebagian besar rakyat Indonesia.

Dan yang lebih mengejutkan lagi bagi seluruh peserta Rapimnas FSPMI yang dilaksanakan pada 7-9 Februari 2019 adalah, tiba-tiba saja terdengar dari pengeras suara, bahwa akan segera dilaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih. Seluruh peserta Rapimnas FSPMI pun segera merapikan barisan dan upacara pun lalu dimulai.

Meskipun upacara pengibaran bendera ini hanya proses mengibarkan bendera Merah Putih, akan tetapi upacara pengibaran bendera Merah Putih ini, mengingatkan kepada seluruh peserta Rapimnas FSPMI, bahwa pergerakan dan perjuangan kaum buruh, dikarenakan atas rasa cinta kepada Tanah Air.

Seperti yang diungkapkan oleh Lestareno, salah seorang punggawa Media Perdjoeangan dari Purwakarta. “Kaget juga ada acara upacara pengibaran bendera. Tapi bagus tuh, supaya rasa cinta Tanah Air, cinta negara, tidak pernah berkurang” ungkap laki-laki yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Media Perdjoeangan Daerah Purwakarta, sekaligus Divisi Penelitian dan Pengembangan Media Perdjoeangan Nasional.

Pos terkait