Suara-suara Itu Tak Bisa Diredam (Kumpulan Status Keren Terkait Demo Buruh di Gedung Sate)

Buruh perempuan tak mau ketinggalan. Mereka juga ambil bagian di barisan terdepan. (Foto: Eddo Dos'Santoz)

Bandung, KPonline – Dalam aksinya di Gedung Sate, Kamis (10/11/2016), banyak catatan menarik dari kaum buruh yang ditulis dalam akun facebook mereka. Ini menandakan, bahwa kaum buruh sudah semakin menyadari, bahwa facebook bukan lagi sekedar untuk kesenangan. Tetapi, juga, menjadi alat perjuangan. Media untuk menyuarakan aspirasi mereka.

Berikut beberapa status menarik yang berhasil dihimpun oleh KPonline, setelah dilakukan editing tanpa mengurangi pesan yang hendak disampaikan:

Bacaan Lainnya

Oleh: Seejangkoeng Abahnaoepi Thea

Pandangan mataku besok menceritakan. Pada serentetan kisah yang terjadi. Ketika terik sinar mentari membakar nurani. Dengan panas yang tak mungkin di abaikan.

Ribuan manusia menantang panas. Berkumpul menyusun starategi. Akan mengadu tentang kesejahteran belum pantas. Dari ketidakadilan yang kami nikmati.

Kami berbicara dengan tegas dan tegar. Suara-suara lantang di teriakkan. Berharap para wewenang mendengar. Berharap tuntutan di penuhi. Diaminkan.

Kami bukan mencari jadiri. Kami berjuang untuk keadilan. Kami pekerja pekerja sejati. Berjuang melawan penindasan.

Kami bukan pengacau. Kami menuntut hak kami yang masih kelabu. Lalu kami menyuarakan isi hati.

Kami berjuang tentang kesejahteraan yang semestinya kami nikmati. Dari tetesan keringat selama ini. Kami dambakan ketentraman dari hak belum terbalaskan.

Tapi apa yang dinikmati. Apa yang di rasakan. Tak sesuai, tak sebanding, bahkan tak mencukupi. Itulah yang kami perjuangkan dan kami suarakan, pada: 10/11/2016

#KepungGedungSate
#TolakUpahMurah

Oleh: Anggraena Al Farisi

Buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnnya. Peribahasa ini pantas disematkan kepada pemimpin negeri ini.

Kita tahu. Tanggal 4 November para ulama bersama barisan umat Muslim melakukan aksi damai untuk meminta salah satu Gubernur di pidana karena diduga telah menistakan agama. Mereka datang ke istana supaya bisa bertemu dengan orang nomor 1 di Indonesia, tapi keinginan mereka pupus karena berbagai halangan.

Sama seperti tanggal 10 November ini. Para buruh yang tergabung dalam FSPMI datang ke Gedung Sate. Mereka datang untuk meminta orang nomor 1 di Jawa Barat supaya tidak menaikkkan upah minimum Jawa Barat menggunakan PP 78 Tahun 2015. Mereka datang dari berbagai wilayah, seperti Bogor, Bekasi, Purwakarta, Subang, Kerawang, Depok, dan Cirebon. Mereka datang dengan niat baik dan tidak bertindak anarkis. Bahkan dari Purwakarta melakukan long march yang lumayan jauh, Paster ke Gedung Sate.

Di Gedung Sate, kita disambut gerimis hujan. Tapi sampai sore, tepatnya jam 18.00, buruh tetap tidak di terima oleh Bapak Gubernur atau pun wakilnya.

Akhirnya buruh pulang dengan rasa kecewa. Tapi buruh berjanji akan datang kembali dan dengan massa yang lebih banyak.

Selamat malam dan selamat istirahat para pejuang.

Oleh: Edi Glenn Putueyangsuro

Kita sebagai pekerja tidak mungkin akan mendapatkan bayaran atau upah yang layak kalau tidak di perjuangankan. Mustahil yang namanya pengusaha atau penguasa akan memberikan hak hak pekerja secara layak tanpa dengan kita minta. Oleh karena itu, kawan-kawan PUK SPAMK FSPMI PT SIWS dan FSPMI Purwakarta besok tanggal 10 November 2016 akan berangkat menuju Gedung Sate, Bandung, kantor Gubernur Jawa Barat.

Oleh: Ade Supyani

Terimakasih buat seluruh pasukan setiap PUK yang kemarin ikut ke Gedung Sate.

Kalian luar biasa…. Sangat luar biasa. Semangat kalian luarrr biasa.

Hari ini kita belum menang. Jangan pernah menyerah. Jangan pernah putus asa. Masih banyak yang bisa kita tempuh. Karena itu, tetaplah bersemangat kawan. Tetap tegakkan langkahmu. Kepalkan tanganmu. Lantangkan suaramu.

Terima kasih. Salam hormat dan salam joeang. (*)

Foto: Eddo Dos’Santoz

Pos terkait