Ritual Budaya Pakpak “MENANDA TAHUN” Marga Manik Sisada Rube Sienem Kuta di Simenoto

Pakpak Bharat, KPonline – Ritual Menanda Tahun Marga Manik Sisada Rube Sienem Kuta berjalan lancar dan mematuhi protokol kesehatan yang dilaksanakan di Simenoto, Kec. Perggeteng-geteng Sengkut (PGGS)-Pakpak Bharat, Sabtu, (20/02/2021). Marga Ma­nik Sisada Rube Sienam Kuta kembali melestarikan bu­daya menanda tahun dimaksud karena menurut sesepuh marga Manik dipercaya pertanian dan perladangan memperoleh keberkahan dari penguasa alam gaib.

“Kita bukan menduakan Tuhan Yang Maha Kuasa, menanda ta­hun yang dilakukan para nenek moyang kita dulu perlu kita lestarikan karena merupakan budaya dan religi,” sebutnya.

Kegiatan Kerja baik Menanda Tahun ini adalah sebuah upacara tahunan yang selalu dilaksanakan masyarakat yang berada diwilayah sisada Rube yang mencakup tiga Desa dan Enam lebuh atau Kuta (kampung) yang meliputi Desa Kecupak I, Desa Kecupak II dan Desa Simerpara, serta enam lebuh (kampung) yakni Lebuh Sabah, Lebuh Delamdam, Lebuh Kuta Tengah, Lebuh Tuppak Beak, Lebuh Pulo Namuk dan Lebuh Simerpara. Wilayah sisada Rube tersebut di tinggali oleh mayoritas keturunan marga Manik yang masuk kedalam Suak Simsim dalam suku Pakpak, namun banyak pula marga-marga lain di wilayah ini selain dari marga Manik seperti Marga Berutu, Bancin, Boangmanalu, Tumagger, Padang, Solin yang biasanya dikategorikan sebagai kelompok Beru ataupun Kelompok Puang.
Kegiatan Menanda Tahun ini dilakukan untuk menjaga tradisi leluhur selain itu juga melalui kegiatan tahunan ini masyarakat di Si Sada Rube bisa bertemu dan bersilaturahmi dan menciptakan kedamaian dan kerukunan bermasyrakat diwilayah tersebut.

Selain itu, Kegiatan menanda Tahun tersebut bertujuan untuk mengetahui apa saja yang baik akan dilakukan dan apa saja yang tidak perlu dilakukan oleh masyarakat di wilayah tersebut, melalui Prosesi Ritual yang dibawakan oleh seorang Guru Sibaso (Pemimpin Upacara) bernama Tema Manik. Dengan menyembelih seekor ayam yang disebut Tek-tekn(bagian dari daging ayam yang dipotong) dari situlah Sibaso tersebut menerawang dan mengabarkan berita apa saja yang didapat dari ayam yang telah di sembelih tersebut meramal Situasi yang akan terjadi setahun kedepan.

Pemerintahan Kabupaten Pakpak Bharat Menyambut baik Kegiatan skaral ini melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, dan ritual ini merupakan kegitan budaya tahunan yang akan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Pakpak Bharat sehingga dapat nantinya dilaksanakan disetiap wilayah atau rumpun marga-marga di Kabupaten Pakpak Bharat.

“Kami dari pemerintah menyambut baik Kegiatan ini, ritual ini merupakan kegiatan memperoleh terawangan kedepan untuk memulai bercocok tanam dan memohon kepada Tuhan dan penguasa Ladang agar dapat berbuah hasil dengan baik kedepanya” Kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pakpak Bhart, Bambang Banurea.

Lanjut Kadis, Kegiatan ini akan dikembangkan untuk seluruh wilayah Pakpak Bharat dalam rumpun marga-marga di lebuh (kampung) setiap tahunya.
“Kita berharap, kegitan ini kita kembangkan dan dapat dilaksanakan setiap tahunnya di seluruh kampung atau lebuh marga-marga yang ada di kabupaten kita ini, karena ini adalah budaya yang sakral”. Lanjut Bambang Banurea.

Selain itu, Wakil Ketua DPRD, Mansehat Manik beserta anggota DPRD turut hadir menyambut baik kegiatan ini.
Upacara tersebut turut hadir sukut nitalun marga Manik,Kula-kula, Bere Beru, pemuka adat, Pemuka Agama, Camat PGGS, Kepala Dinas Pariwisata Pakpak Bharat, Kepala Desa Kecupak I, Kepala Desa Kecupak II serta Kepala Desa Simerpara dan masyrakat dari sienem kuta (kampung).(Jandry Manik)