Surabaya, KPonline – Ribuan buruh PT Pakerin hari ini menggelar aksi besar-besaran dengan menduduki dua lokasi strategis di Surabaya: Kantor Bank Prima di Jalan Jembatan Merah No. 15-17 Surabaya dan Kondominium Regency di kawasan Tunjungan Plaza pada Senin (16/6/2025). Aksi ini merupakan puncak dari akumulasi kekecewaan mendalam akibat belum dibayarkannya gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) sejak April 2025.
Permasalahan bermula dari konflik internal antara pemegang saham PT Pakerin, yang mengakibatkan terhambatnya pencairan dana perusahaan. Meskipun para buruh telah menunjukkan kesabaran, hak-hak normatif mereka belum juga dipenuhi. Masalah ini sebenarnya telah terdeteksi sejak Desember 2024, namun tak kunjung terselesaikan.
Sejak pukul 08.00 WIB pagi, massa mulai berkumpul dan menduduki halaman Kantor Bank Prima. Mereka berharap pihak bank menunjukkan itikad baik dengan memfasilitasi pencairan gaji serta THR yang tertunda.
Pada pukul 10.00 WIB, perwakilan buruh melakukan perundingan dengan pihak Bank Prima. Delegasi buruh dipimpin oleh Ketua PUK SPAI FSPMI PT Pakerin, Sutikno Yantoro, didampingi oleh Sekretaris PUK Sugianto, Ketua DPW FSPMI Jawa Timur Jazuli, serta Sekretaris DPW Pujianto. Sayangnya, hingga pukul 11.00 WIB, pertemuan belum menghasilkan solusi konkret.
Massa aksi pun tetap bertahan.
“Kami hanya menuntut hak kami. Ini bukan sekadar aksi unjuk rasa—ini soal perut keluarga kami yang tidak bisa terus menunggu,” tegas Ipang, salah satu buruh peserta aksi.
Melihat kebuntuan dalam perundingan, Konsulat Cabang FSPMI Kota Surabaya, Doni Ariyanto—yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPW FSPMI Jawa Timur—menginstruksikan massa untuk bergerak ke kediaman Direktur Bank Prima yang diketahui berada di kawasan Apartemen Tunjungan Plaza.
“Perundingan belum menemukan titik temu antara pihak Bank Prima dan tim hukum kami. Maka dari itu, seluruh massa aksi akan bergeser ke apartemen pimpinan Bank Prima. Kita duduki sampai ada penyelesaian,” seru Doni dari atas mobil komando.
Sekitar pukul 15.00 WIB, ribuan buruh telah memadati lobi apartemen. Aksi berlangsung tertib dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan. Dari atas mobil komando, Doni kembali menyampaikan tuntutan kepada pihak keamanan dan manajemen apartemen.
“Kami meminta izin kepada pihak kepolisian untuk difasilitasi bertemu langsung dengan pemilik Bank Prima. Kami tidak akan beranjak sebelum ada kejelasan dan penyelesaian. Bila terjadi kerugian, tanggung jawab sepenuhnya ada pada pihak Bank Prima karena merekalah akar permasalahan ini,” ujarnya.
Hingga pukul 17.00 WIB, massa aksi masih bertahan di depan apartemen, sementara kelompok lainnya mendirikan tenda keprihatinan di depan Kantor Bank Prima sebagai simbol perjuangan dan penantian terhadap keadilan.
Aksi ini menjadi cerminan krisis yang terjadi ketika hak-hak dasar pekerja tidak dihormati. Buruh PT Pakerin menyerukan agar manajemen perusahaan dan seluruh pihak terkait segera menyelesaikan konflik internal serta memenuhi kewajiban terhadap para pekerja.(Abd Muis)