Jakarta, KPonline – Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, sekaligus kader serikat pekerja/serikat buruh FSPMI, Obon Tabroni yang menghadiri agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) tahun 2023 bertempat di Hotel Ciputra, Jakarta Barat, Rabu (11/01/2023), menegaskan FSPMI adalah serikat pekerja/serikat buruh pelopor kesejahteraan kelas buruh
FSPMI memiliki nilai-nilai kepeloporan, disamping juga nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan, yang sudah ditanamkan sejak FSPMI dilahirkan. Sejarah mencatatkan, dalam perjuangan upahnya terhadap buruh, FSPMI tidak pernah mendukung komponen hidup layak (KHL), bahkan FSPMI berupaya agar upah buruh berada di atas KHL, ungkap Obon.
Demikian juga, FSPMI di tahun 2014 silam, telah mempelopori perjuangan kesehatan yang layak bagi kemanusiaan, sehat adalah hak rakyat dan hak rakyat adalah harus diperjuangkan. Sehingga, oleh pemerintah saat itu, membentuk yang namanya BPJS Kesehatan dan FSPMI mengimbangi dengan lahirnya Jamkeswatch sebagai salah satu Pilar FSPMI.
“Kalaupun perjuangan yang dilakukan oleh FSPMI belum berhasil ataupun gagal, maka FSPMI yang dicibir dan dicemooh. Akan tetapi, jika perjuangan FSPMI itu berhasil, sekejap pula hal itu dilupakan,” ungkapnya.
FSPMI adalah serikat pekerja/serikat buruh pelopor perjuangan kepentingan hak-hak rakyat dan tetap konsisten berkomitmen memperjuangkan hak-hak dan kepentingan buruh dan kepentingan masyarakat Indonesia secara luas, dari sejak dilahirkan oleh para pendiri FSPMI, hingga sampai hari ini, FSPMI mempelopori lahirnya Partai Buruh, sebagai satu-satunya Partai Kelas Pekerja.
Jargon ataupun tagar pada tema Rapimnas FSPMI tahun 2023 ini, adalah tagar yang tepat bagi FSPMI dan juga partai buruh untuk dijadikan langkah-langkah konkrot dan sebagai agenda propaganda Partai Buruh. Buruh Berkuasa, Rakyat Sejahtera.
Oleh karenanya, lanjut Obon, dengan dipeloporinya Partai Buruh oleh FSPMI, adalah satu langkah konkrit yang harus diperjuangan bersama untuk kemenangan politik bagi kaum buruh dalam upaya mencapai kesejahteraan kaum buruh dan masyarakat lainnya secara meluas, tutupnya. (Maulana Syafi’i).
